Kisah pembunuhan yang dilakukan oleh Kain terhadap adiknya--yaitu Habel--adalah kisah yang amat terkenal. Saat membicarakan kisah itu, fokus perhatian kita umumnya tertuju pada apa yang dipersembahkan yang membuat persembahan Kain ditolak TUHAN dan persembahan Habel diterima TUHAN. Teks Alkitab yang kita baca tidak menjelaskan penyebab penolakan dan penerimaan persembahan itu. Penjelasan tentang hal itu terdapat dalam Ibrani 11:4 yang mengatakan bahwa persembahan Habel--yang dilandasi oleh iman--lebih baik daripada persembahan Kain. Berdasarkan Ibrani 9:22, "Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan," ada anggapan bahwa persembahan Habel lebih baik daripada persembahan Kain karena Habel mempersembahkan anak sulung dari kambing dombanya, sehingga ada penumpahan darah, sedangkan Kain mempersembahkan hasil tanah, sehingga tidak ada penumpahan darah. Akan tetapi, anggapan semacam itu tidak terlalu meyakinkan karena--pada saat itu--hukum Taurat belum ada.
Di samping masalah persembahan, hal penting yang perlu kita perhatikan dalam bacaan Alkitab hari ini adalah masalah tanggung jawab. Saat TUHAN berfirman kepada Kain, "Di mana Habel, adikmu itu?" Kain menjawab, "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Jawaban Kain memperlihatkan bahwa ia menganggap dirinya tidak harus bertanggung jawab terhadap keberadaan adiknya. Akan tetapi, ternyata TUHAN tetap menuntut pertanggungjawaban Kain atas pembunuhan yang dia lakukan terhadap adiknya. Tuntutan pertanggungjawaban ini memperlihatkan bahwa Allah tidak pernah memberi wewenang kepada manusia untuk membunuh sesamanya, apa lagi membunuh adik sendiri. Dalam Perjanjian Lama, setiap pembunuhan--kecuali dalam perang atau sebagai hukuman berdasarkan perintah atau hukum Allah--pasti tidak bebas dari hukuman Allah.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menegaskan bahwa manusia bukan hanya tidak boleh membunuh sesamanya, melainkan harus secara aktif mengasihi sesama, sama seperti kita mengasihi diri sendiri (Matius 5:21-22; 22:39). Tentu saja, yang dimaksud dengan "sesama" oleh Tuhan Yesus bukan hanya keluarga yang memiliki hubungan darah, tetapi mencakup semua orang, termasuk orang yang dianggap sebagai musuh (Matius 5:44). Apakah Anda sadar bahwa Anda bertanggung jawab untuk mengasihi orang-orang di sekitar Anda: bukan hanya keluarga dan teman Anda, tetapi juga musuh Anda? Tahukah Anda bahwa bila Anda tidak mengasihi sesama, tidak ada tanda atau bukti bahwa Anda mengasihi Allah (1 Yohanes 4:20-21)?