Sikap pilih kasih dalam mendidik anak yang berlangsung dalam keluarga Ishak berakibat fatal!, Persaingan di antara Esau dan Yakub didukung oleh Ishak dan Ribka. Ishak berniat memberi berkat kepada Esau tanpa berunding dengan Ribka. Sebagai respons, Ribka menyusun tipu muslihat untuk menipu Ishak agar berkat untuk Esau bisa beralih kepada Yakub. Dengan sembrono, Ribka mengatakan bahwa bila tipu muslihat itu ketahuan, dan Ishak memberikan kutukan, Ribka akan menanggung kutukan itu (27:1-13). Tipu muslihat Ribka berhasil, dan Yakub memperoleh berkat yang sebenarnya hendak diberikan oleh Ishak kepada Esau. Berkat ini penting karena berkat ini berarti bahwa Yakub adalah pewaris janji Allah yang diberikan kepada Abraham, "Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." (27:29b, bandingkan dengan 12:3). Penipuan itu tidak membuat Ishak mengutuk Yakub! Akan tetapi, penipuan itu mempertajam konflik antara Esau dan Yakub. Untuk mencegah agar konflik tersebut tidak semakin meruncing dan untuk menghindarkan pembalasan dendam oleh Esau, Ribka bersepakat dengan Ishak untuk mengutus Yakub ke Padan-Aram guna mencari istri yang berasal dari keluarga Laban, saudara Ribka.
Kondisi menyedihkan yang terjadi dalam keluarga Ishak disebabkan karena Ishak dan Ribka mendidik anak dengan cara pilih kasih. Mereka tidak mengajar kedua anak mereka--Esau dan Yakub--untuk saling mengasihi. Ishak selalu membela Esau dan Ribka selalu membela Yakub. Oleh karena itu, wajar bila hubungan di antara Esau dan Yakub sangat buruk. Sebagai saudara, sungguh menyedihkan bahwa mereka berdua bersikap saling berkompetisi atau saling menjatuhkan. Kondisi keluarga Ishak merupakan peringatan bagi para orang tua pada masa kini dalam mendidik anak! Hubungan kasih bukan hanya diperlukan dalam hubungan suami istri, tetapi juga diperlukan dalam hubungan kakak adik. Pertama-tama, setiap anak harus diarahkan untuk mengasihi Tuhan dan hidup dalam takut akan TUHAN. Selanjutnya, berdasarkan sikap taat kepada TUHAN, mereka harus diarahkan untuk bersikap saling mengasihi dan saling membangun. Bila orang tua tidak mengarahkan anak-anak mereka untuk saling mengasihi, jangan heran bila terjadi konflik antar saudara di kemudian hari.
Bagaimana kondisi keluarga Anda saat ini: Apakah hubungan antar saudara dalam keluarga Anda merupakan hubungan yang saling mengasihi dan saling membangun atau hubungan yang saling berkompetisi dan saling menjatuhkan? Bila Anda adalah orang tua dalam keluarga, apakah Anda telah mendidik anak-anak Anda untuk hidup saling mengasihi dan saling membangun?