Kepergian Yakub ke Padan-Aram bukan perjalanan wisata atau petualangan untuk bersenang-senang, melainkan perjalanan untuk melarikan diri dari ancaman pembunuhan yang direncanakan oleh Esau (27:41-43). Kepergian itu berkaitan dengan pesan Ishak agar Yakub tidak mengambil perempuan Kanaan sebagai istri, melainkan mengambil istri dari anak-anak saudara Ribka, yaitu Laban. Dengan demikian, jelas bahwa Yakub melarikan diri dalam keadaan tertekan. Sesudah matahari terbenam, Yakub yang sedang dalam kondisi lelah berhenti untuk beristirahat di suatu tempat, lalu tidur. Saat tidur, Yakub bermimpi melihat malaikat-malaikat Allah turun naik di sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit. Dalam mimpi itu, TUHAN mengulangi janji-Nya yang sebelumnya diberikan kepada Abraham, yaitu janji untuk memberikan Tanah Kanaan. Selain itu, TUHAN berjanji bahwa Ia akan menyertai dan melindungi Yakub, sampai Yakub kembali ke Tanah Kanaan. Adanya para malaikat yang turun naik tangga tersebut memperlihatkan bahwa bumi dan sorga telah terhubung. Allah yang berada di sorga peduli terhadap Yakub dan tidak akan meninggalkan Yakub (28:12-15).
Bila kita mengingat kelicikan Yakub saat merebut hak kesulungan Esau dan merampas berkat yang hendak diberikan kepada Esau, mungkin kita bertanya-tanya apa yang membuat Allah tetap memenuhi janjinya kepada Yakub. Perhatikan bahwa janji TUHAN itu didahului dengan pernyataan bahwa TUHAN adalah Allah Abraham dan Allah Ishak (28:13). Jadi, jelas bahwa janji kepada Yakub adalah kelanjutan atau pengulangan dari janji kepada Abraham dan kepada Ishak, sehingga janji itu mengungkapkan kesetiaan Allah terhadap janji-Nya.
Kesetiaan Allah berbeda kualitas dengan kesetiaan manusia. Janji atau nazar yang diucapkan Yakub bersyarat, "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu." (28:20-22). Nazar atau janji Yakub yang bersyarat itu berbeda jauh dengan janji Allah yang didasarkan pada pemilihan-Nya dan pada kesetiaan-Nya terhadap janji-Nya. Yakub berjanji untuk memberi persepuluhan bila ia lebih dulu diberi, sedangkan Allah tetap memberikan berkat-Nya walaupun Yakub adalah seorang penipu. Oleh karena itu, berkat Allah selalu merupakan anugerah Allah! Apakah Anda telah mengungkapkan rasa syukur atas berkat Allah yang telah Ada terima melalui kehidupan Anda?