Saat Anda membaca kisah tentang Yusuf yang dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri dan membaca kisah istri Potifar yang merayu Yusuf, apakah Anda merasa kesal? Ya, wajar bila Anda merasa kesal! Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa tindakan-tindakan busuk seperti di atas bisa menjadi alat di tangan TUHAN untuk melaksanakan rencana-Nya yang dimaksudkan bagi kebaikan umat-Nya? Tindakan busuk saudara-saudara Yusuf dan istri Potifar menuntun Yusuf untuk masuk ke penjara di Kerajaan Mesir, dan selanjutnya membuka jalan bagi Yusuf untuk menjadi orang kedua--setelah Firaun--yang berkuasa di Tanah Mesir. Melalui jalan yang menyakitkan itu, Yusuf bisa menjadi penolong bagi banyak bangsa pada masa itu untuk menghadapi masa kelaparan yang melnda seluruh dunia. Kesetiaan Yusuf kepada TUHAN membuat ia bisa menjadi alat di tangan TUHAN untuk melakukan kebaikan, yaitu memelihara kehidupan.
Mengenai kesuksesan Yusuf, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan: Pertama, Yusuf sukses karena TUHAN menyertai dia dan membuat dia berhasil dalam hal apa pun yang ia kerjakan (39:3). Kedua, Yusuf sukses karena ia bertanggung jawab dalam segala yang dilakukannya. Ia bukan hanya bertanggung jawab karena merasa diawasi, tetapi ia bertanggung jawab walaupun tidak ada yang melihat apa yang ia lakukan. Pada dasarnya, ia bertanggung jawab kepada TUHAN yang tidak bisa dilihat dengan mata karena ia sadar bahwa TUHAN bisa melihat hal-hal yang tersembunyi dari pandangan manusia. Ketiga, Yusuf sukses karena ia mengenal batas-batas moral yang tidak boleh ia langgar. Saat menghadapi rayuan istri Potifar, Yusuf sadar bahwa perselingkuhan adalah batas yang melampaui wewenangnya sebagai pengurus rumah tangga tuannya. Keempat, kedekatannya dengan TUHAN membuat ia bisa memahami rencana TUHAN untuk masa depan (40:8). Itulah sebabnya, ia bisa menjelaskan arti mimpi juru minuman dan juru roti istana.
Apakah saat ini, Anda sedang menghadapi situasi yang sulit dan membuat diri Anda sangat tertekan? Kisah Yusuf yang kita baca hari ini mengingatkan kita bahwa mungkin, pergumulan yang kita hadapi saat ini merupakan bagian dari rencana Allah yang hendak memberikan hal-hal yang baik bagi anak-anak-Nya yang sungguh-sungguh mencari Dia dan bersedia melaksanakan kehendak-Nya. Apakah Anda sudah berusaha untuk selalu menaati Dia dalam segala keadaan? Apakah Anda sudah melaksanakan tanggung jawab Anda sebaik-baiknya dengan kesadaran bahwa Anda bukan hanya bertanggung jawab kepada manusia, tetapi juga kepada Allah? Apakah Anda selalu berusaha untuk tidak melampaui batas-batas moral yang ditetapkan Allah?