Musa telah tumbuh dewasa. Namun tidak ada yang berubah dari penderitaan orang Israel. Firaun tidak mundur dari tekadnya untuk membuat hidup orang Ibrani sengsara. Musa yang dibesarkan sebagai seorang Mesir, kali ini memandang dirinya sebagai seorang Ibrani. Hal ini kita ketahui dari ungkapan "saudara-saudaranya" (2:11). Demi membela seorang "saudaranya", Musa membunuh seorang Mesir.
Hasrat Musa untuk membantu orang Israel mengagumkan, tetapi dia bertindak gegabah dengan mengikuti pemikiran, kekuatan, emosi, dan caranya sendiri, yaitu dengan membunuh orang Mesir itu. Ketika mendengar tentang perkara tersebut, Firaun mencoba membunuh Musa dengan membawanya ke pengadilan melalui jalur hukum. Akan tetapi, Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di Tanah Midian.
Setelah Firaun mati, orang Israel masih mengeluh karena penderitaan yang muncul akibat adanya perbudakan. Doa orang Israel yang sedang berada dalam perbudakan itu menyentuh hati TUHAN, dan Dia mulai bertindak untuk menolong mereka (3:7-9). Jelas bahwa doa membuat Allah bertindak. Karena mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah mulai bertindak menyelamatkan bangsa Israel dengan menugaskan Musa. Musa bertemu dengan TUHAN pada hari yang sepertinya sangat biasa. Dia menggembalakan kambing domba untuk ayah mertuanya dan menikmati kesendiriannya di pegunungan. Empat puluh tahun adalah waktu yang cukup untuk melupakan peristiwa yang terjadi saat dia membela para budak Ibrani yang menderita di Mesir. Kemudian, Musa mendengar suara TUHAN. TUHAN memulai pembicaraan dengan Musa dengan memperingatkan Musa agar tidak mendekati-Nya karena Dia itu kudus. TUHAN melanjutkan dengan menjelaskan alasan yang membuat Dia mengutus Musa (3:7-10). Penderitaan umat-Nya telah menyentuh hati TUHAN. Dia telah mendengar tangisan mereka dan melihat penderitaan mereka. Sekarang, Dia bermaksud membebaskan mereka. Belas kasih TUHAN menonjol dalam ayat-ayat di atas.
Semula, Musa belum mengetahui cara berpaling kepada TUHAN, tetapi bacaan Alkitab hari ini memberitahu kita mengapa kita harus berpaling kepada TUHAN saat kita menderita. Tuhan itu bisa dipercaya! Bahkan, saat kita belum memiliki iman untuk mengarang doa, TUHAN sudah mendengar tangisan dan keluhan kita. TUHAN dapat dipercaya karena Dia peduli terhadap rasa sakit kita. TUHAN dapat dipercaya karena Dia tidak jauh dari kita saat kita menderita. Dia tahu semua yang kita tanggung dan kasih sayang-Nya nyata. Apa yang harus Anda lakukan untuk menolong mereka yang menderita?