Keempat kitab Injil--Matius, Markus, Lukas, Yohanes--menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang mulia, tetapi sekaligus juga Manusia sejati yang menghadapi berbagai pergumulan manusiawi. Kehadiran orang-orang Majus dari Timur yang datang untuk menyembah Yesus Kristus--Sang Raja yang baru dilahirkan--memperlihatkan sisi kemuliaan Kristus. Bintang yang dilihat oleh orang-orang Majus pasti bintang yang istimewa yang menunjukkan bahwa Raja yang baru dilahirkan itu berbeda dengan raja yang lain. Itulah sebabnya, orang-orang Majus itu mau datang dari tempat yang sangat jauh sambil membawa emas, kemenyan, dan mur sebagai persembahan. Emas adalah persembahan yang biasa diberikan kepada seorang raja. Kemenyan adalah wangi-wangian yang biasanya dipersembahkan kepada Allah. Mur adalah wangi-wangian yang biasa dipakai saat orang Yahudi menguburkan jenazah (bandingkan dengan Yohanes 19:39). Jadi, ketiga jenis persembahan yang dibawa orang–orang majus itu secara tidak langsung menunjuk kepada Yesus sebagai Raja, sebagai Allah, dan juga sebagai Juru Selamat yang datang untuk mati bagi manusia berdosa.
Pimpinan Allah yang memperingatkan orang-orang Majus yang menemui Yesus Kristus agar tidak kembali ke Yerusalem (Matius 2:12)--untuk memberi laporan tentang keberadaan Yesus Kristus sesuai dengan permintaan Herodes (2:8)--serta perintah Allah kepada Yusuf untuk membawa keluarganya mengungsi ke Mesir (2:13) menunjukkan bahwa sebagai Manusia, Yesus Kristus itu lemah dan Dia harus menyingkir untuk menghindar dari Herodes yang berniat membunuh Dia. Seandainya Yesus Kristus mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah, tentu saja Dia bisa memerintahkan para malaikat-Nya untuk membunuh Herodes, dan Ia tidak perlu mengungsi ke Mesir. Akan tetapi, Yesus Kristus memilih untuk taat kepada kehendak Allah dan mengikuti jalan menuju ke kayu salib (bandingkan dengan Filipi 2:6-8).
Keilahian dan kemanusiaan Yesus Kristus sangat penting dalam teologi Kristen. Kemanusiaan Kristus yang tanpa dosa membuat Ia bisa menempati posisi manusia berdosa untuk menanggung hukuman Allah. Keilahian Kristus membuat ia sanggup menanggung murka Allah terhadap semua orang. Apa yang Kristus lakukan mengingatkan kita pada pelanggaran Adam (dan Hawa) yang membuat semua orang menjadi orang berdosa. Oleh kematian Kristus, semua orang yang mau bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus menjadi orang yang dibenarkan oleh Allah (lihat Roma 5:15-19). Apakah Anda bersedia meneladani kerendahhatian Kristus dengan kesediaan untuk melayani orang lain dan tidak memuliakan diri sendiri?