Cara kita memandang kehidupan akan menentukan sikap kita terhadap berbagai masalah kehidupan, khususnya menyangkut sikap terhadap harta. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sebenarnya, ada harta di bumi dan ada harta di surga. Harta di bumi bisa dilihat, tetapi bersifat sementara, bisa dicuri, dan bisa hilang. Sebaliknya, harta di surga belum bisa kita lihat saat ini, tetapi tidak bisa dicuri. Mamon--yaitu kekayaan atau harta di bumi--bersifat mengendalikan atau memperbudak. Bila kita mencintai uang, hidup kita akan ditentukan oleh masalah untung-rugi. Kita akan mengejar hal-hal yang kita anggap menguntungkan dan mencampakkan hal-hal yang kita anggap merugikan. Kehidupan yang ditentukan oleh uang adalah kehidupan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Oleh karena itu, orang yang mengabdikan hidupnya untuk meraih keuntungan materi tidak dapat mengabdi kepada Allah (6:24).
Orang yang mengabdi kepada Allah harus menujukan perhatiannya pada harta di surga, bukan harta di bumi. Bila kita mengabdi kepada Allah, Allah akan memelihara hidup kita, sehingga kita tidak perlu khawatir tentang kebutuhan makanan, minuman, dan pakaian (6:25, 31). Sebagaimana Allah tak pernah lupa memberi makan burung di udara yang tak pernah bekerja, dan Allah mendandani bunga bakung di ladang dengan keindahan, demikian pula Allah pasti akan menyediakan makanan, minuman, dan pakaian untuk menopang hidup kita. Dari satu sisi, bila kita khawatir terhadap pemenuhan kebutuhan pokok--makanan, minuman, dan pakaian--berarti kita tidak memercayai pemeliharaan Allah. Dari sisi lain, membiarkan diri dikuasai oleh kekhawatiran merupakan sikap bodoh karena kekhawatiran tidak bisa mengubah keadaan. Bisa dimengerti bila bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah merasa khawatir karena mereka tidak memiliki jaminan. Akan tetapi, anak-anak Allah seharusnya yakin bahwa Allah adalah Bapak kita--di surga--yang penuh perhatian dan memahami kebutuhan kita, sehingga Dia pasti akan memberikan apa yang benar-benar merupakan kebutuhan kita. Bila kita meyakini pemeliharaan Allah, sepatutnya kita melepaskan kekhawatiran kita, agar kita bisa mengutamakan kepentingan Kerajaan Allah serta melakukan kehendak Allah.
Apakah Anda meyakini bahwa di samping harta di bumi, ada pula harta di surga? Apakah Anda yakin bahwa Allah memperhatikan Anda dan memelihara kehidupan Anda? Apakah Anda telah menyerahkan seluruh kekhawatiran Anda kepada Allah? Apakah Anda memprioritaskan Kerajaan Allah serta mengutamakan terlaksananya kehendak Allah melalui kehidupan Anda?