Dalam pandangan Allah, semua manusia setara. Setiap orang dikasihi dan dihargai oleh Allah, sehingga kita pun harus mengasihi dan menghargai sesama manusia, sama seperti kita seharusnya mengasihi dan menghargai diri kita sendiri (bandingkan dengan 22:39). Tidak mudah bagi kita untuk menilai suatu masalah secara objektif, karena melihat kesalahan orang lain itu lebih mudah daripada melihat kesalahan diri sendiri. Banyak orang yang mudah menyalahkan orang lain, tetapi tidak bisa melihat kesalahan diri sendiri. Bila kita menganggap orang lain setara dengan diri kita, kita tidak akan mudah menghakimi orang itu. Perlu diingat bahwa bila kita menghakimi orang lain, kita akan dihakimi dengan standar yang sama (7:2-5). Tuhan Yesus memberikan sebuah prinsip penting yang menjadi pegangan dalam menjalin relasi dengan orang lain, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (7:12).
Melakukan kepada orang lain apa yang kita kehendaki orang lain berbuat kepada kita berarti bahwa kita harus selalu melakukan kebaikan, termasuk kepada musuh yang telah berbuat jahat terhadap diri kita. Dengan demikian, kita telah meniru Allah dengan menjadi berkat bagi semua orang, termasuk bagi mereka yang telah berbuat jahat (5:44-45; Roma 12:17; 1 Petrus 3:9). Perlu diingat bahwa melakukan kebaikan tidak boleh dilakukan dengan cara memaksa. Bila seseorang tidak mau menerima nasihat kita atau kebaikan kita diterima dengan sikap negatif, kita harus berhenti menasihati dan berhenti melakukan kebaikan, tetapi kita tetap tidak boleh membalas dengan perbuatan jahat (Matius 7:6). Perlu disadari bahwa berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat tentu saja merupakan perbuatan yang tidak biasa atau merupakan "pintu yang sesak" (7:13-14). Walaupun menaati Allah dengan berbuat baik kepada orang jahat itu sulit, Allah menjanjikan pengabulan doa bagi orang yang sedang melakukan kehendak-Nya (7:7-11). Kita bukan hanya harus meniru Allah, tetapi kita juga harus meyakini bahwa Allah itu baik dan selalu memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Allah tidak akan memberikan hal-hal yang pada akhirnya mencelakakan diri kita. Oleh karena itu, bila permintaan kita--sebagai anak-anak Allah--belum terkabul, mungkin kita salah berdoa atau Allah ingin agar kita menunggu. Pada waktu yang tepat, Allah akan memberikan apa yang kita perlukan. Apakah Anda menganggap orang lain sama penting dengan diri Anda? Apakah Anda mengasihi dan menghargai sesama? Apakah Anda telah menjadi peniru Allah, termasuk dengan berbuat baik kepada orang yang memusuhi Anda?