Cara pandang Kerajaan Allah amat berbeda dengan cara pandang dunia ini. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita akan melihat tiga contoh perbedaan yang amat mencolok:
Pertama, dari sudut pandang dunia, nasib Yohanes Pembaptis itu tragis karena dia mati dengan kepala dipenggal (14:3-11). Dunia ini memandang Yohanes Pembaptis sebagai orang yang bernasib sial. Akan tetapi, dari sudut pandang Allah, Yohanes Pembaptis justru mendapat pengagungan karena dia diizinkan mengalami penderitaan untuk kepentingan Kerajaan Allah! (Bandingkan dengan 5:10). Tuhan Yesus bersabda, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, ...." (11:11). Jadi, keagungan dari sudut pandang Kerajaan Allah tidak ditentukan oleh kesuksesan mendapat penghargaan atau penghormatan.
Kedua, dari sudut pandang dunia ini, kehadiran seseorang yang memiliki lima roti dan dua ikan tidak ada artinya untuk memenuhi kebutuhan makan lima ribu laki-laki dewasa, belum termasuk perempuan dan anak-anak yang jumlahnya juga pasti ribuan. Akan tetapi, di tangan Tuhan, kemampuan kita tidak berarti. Bila Tuhan hendak memakai kita, Dia sanggup melipatgandakan kemampuan kita. Tuhan Yesus memberkati lima roti dan dua ikan itu, dan lima roti dan dua ikan itu bisa mengenyangkan lima ribu laki-laki dewasa ditambah ribuan perempuan dan anak-anak, bahkan masih tersisa potongan makanan sebanyak dua belas bakul penuh.
Ketiga, dari sudut pandang dunia, hukum alam itu tidak bisa ditentang. Semua proses yang terjadi di alam semesta ini terjadi dalam sebuah sistem yang tertutup, sehingga tidak memungkinkan adanya intervensi. Oleh karena itu, dalam sudut pandang dunia, mukjizat itu tidak mungkin terjadi. Manusia tidak boleh menentang hukum alam dan manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kondisi alam. Akan tetapi, ternyata bahwa kehadiran Tuhan Yesus telah membuat hukum alam porak poranda. Apa yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin. Menurut hukum alam, manusia akan tenggelam bisa berada di atas air. Akan tetapi, Tuhan Yesus bisa berjalan di atas air, bahkan Ia sanggup meredakan angin sakal (14:24-32, bandingkan dengan 8:24-27). Tidak ada yang mustahil bagi Allah!
Bagaimana cara Anda memandang kehidupan: Apakah Anda sudah memakai cara pandang Kerajaan Allah? Bagi Anda, apakah melakukan kehendak Allah bisa menghasilkan sukacita yang lebih besar daripada meraih kesuksesan menurut ukuran dunia ini?