Orang-orang Farisi dan Saduki telah melihat tanda-tanda kemesiasan Yesus Kristus yang tampak jelas dalam berbagai mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, tetapi mereka tidak percaya kepada-Nya. Permintaan tanda yang mereka kemukakan itu tidak dilandasi oleh ketulusan untuk mengenal Yesus Kristus, tetapi dilandasi keinginan mencobai atau keinginan mencari kesalahan. Tidak mengherankan bila Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia tidak akan memberi tanda lain selain tanda Nabi Yunus (16:1-4). Kita tahu bahwa Nabi Yunus berada dalam perut ikan selama tiga hari. Jadi, jelas bahwa tanda yang Tuhan Yesus maksudkan menunjuk pada kematian Tuhan Yesus dan kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga.
Ketidakmampuan bernalar para murid jelas terlihat saat mereka mengomentari perkataan Tuhan Yesus tentang perlunya mewaspadai ragi orang Farisi dan Saduki. Seharusnya para murid sadar bahwa kata "ragi" itu tidak berkaitan dengan "roti" dalam arti harfiah, melainkan menunjuk pada ajaran orang-orang Farisi dan Saduki yang menyesatkan. Bagi Tuhan Yesus, makanan jasmani--atau roti--merupakan masalah kecil karena Tuhan Yesus mampu memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan memberi makan empat ribu orang dengan tujuh roti (16:5-12)
Pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah "Mesias, Anak Allah yang hidup" merupakan pengakuan iman yang sangat penting! Tuhan Yesus menginginkan agar murid-murid-Nya mengakui kemesiasan-Nya bukan berdasarkan "kata orang" (16:13), tetapi sebagai pengakuan pribadi (16:15). Pengakuan iman Simon Petrus di atas merupakan dasar dari jemaat Tuhan (bandingkan dengan 16:18). Kita tidak bisa menganggap diri kita sebagai umat Tuhan bila kita tidak memiliki iman bahwa Yesus adalah Mesias.
Setelah Simon Petrus--wakil para murid Tuhan Yesus--mengungkapkan pengakuan imannya, mulailah Tuhan Yesus mengemukakan maksud kedatangan-Nya ke bumi ini, yaitu untuk menderita sampai mati di kayu salib dan dibangkitkan pada hari yang ketiga (16:21). Sikap empati Petrus menuai kecaman keras! (16:22-23). Kematian dan kebangkitan Kristus adalah bagian dari rencana Allah yang tak boleh dihalangi. Petrus--sebagai murid Tuhan Yesus--harus berpikir dari sudut pandang Allah, bukan dari sudut pandang diri sendiri. Mengikut Kristus berarti menyangkal diri (tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri), memikul salib (bersedia menderita untuk kepentingan Allah), dan meneladani Kristus (16:24). Apakah Anda yakin bahwa Yesus Kristus adalah Sang Mesias? Apakah Anda bersedia menanggalkan kepentingan diri Anda dan menanggung penderitaan agar kehendak Allah terlaksana?