Dalam masyarakat Yahudi, wanita dan anak-anak dianggap memiliki status lebih rendah daripada pria dewasa. Akan tetapi, Cara pandang Tuhan Yesus berbeda dengan cara pandang masyarakat pada umumnya. Tuhan Yesus memandang semua manusia itu setara (lihat renungan Matius 7:1-14). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Tuhan Yesus memberi penghargaan terhadap anak-anak. Tuhan Yesus mengatakan bahwa yang terbesar dalam Kerajaan Surga adalah orang yang mau merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil (18:4). Ciri umum anak kecil adalah melakukan segala sesuatu secara spontan dan tulus, tanpa banyak pertimbangan. Kerajaan Surga adalah sesuatu yang di luar nalar, tidak bisa dipahami dengan pancaindra kita. Oleh karena itu, bila kita mencoba memahami segala sesuatu dengan memakai kecerdasan kita, kita tidak akan memercayai Yesus Kristus.
Bagi Tuhan Yesus, anak-anak kecil itu berharga, sehingga mereka tidak boleh dipandang rendah. Menyambut seorang anak kecil karena Kristus sama seperti menyambut Tuhan Yesus sendiri, sedangkan menyesatkan iman seorang anak kecil patut diganjar dengan hukuman ditenggelamkan ke dalam laut (18:5-6). Untuk menjelaskan tentang betapa berharganya seorang anak itu, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang seorang yang memiliki 100 ekor domba dan ada seekor yang tersesat atau hilang. Dalam kasus semacam itu, sang pemilik domba akan meninggalkan ke-99 ekor dombanya dan pergi mencari satu domba yang tersesat (18:12-14). Dalam bacaan Alkitab hari ini, perumpamaan tersebut menggambarkan nilai seorang anak. Akan tetapi, bagian Alkitab lain yang membicarakan perumpamaan yang sama (Lukas 15:4) menunjuk pada nilai seorang manusia secara umum, termasuk orang dewasa. Jadi, jelas bahwa bagi Tuhan Yesus, anak kecil itu berharga!
Sikap meremehkan anak itu bukan hanya ada di masa lampau, tetapi juga masih tetap ada pada masa kini. Dalam keluarga, banyak orang tua mengeluh karena merasa bahwa anak mereka mengabaikan nasihat mereka. Akan tetapi, banyak orang tua tidak pernah memeriksa diri apakah mereka sudah memberi waktu yang cukup untuk mendengar keluh kesah anak mereka. Pengabaian terhadap keperluan anak sering kali terjadi karena orang tua merasa terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Dalam gereja, apakah pelayanan anak dianggap sama penting dengan pelayanan kelompok usia yang lain seperti kelompok remaja, pemuda, pasangan muda, dan kelompok lansia? Apakah rohaniwan yang fokus melayani anak-anak dipandang sebagai sama terhormat dengan rohaniwan yang fokus melayani orang dewasa? Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda menganggap anak-anak itu berharga?