Umat Israel menghadapi kesulitan besar menyangkut kebutuhan fisik yang paling mendasar. Setelah berangkat dari Laut Teberau, bangsa Israel pergi ke padang gurun Syur. Tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun dengan tidak mendapat air. Saat tiba di Mara, mereka menemukan air, tetapi air di sana rasanya pahit sehingga tidak dapat diminum. Itulah sebabnya, tempat itu dinamai Mara, yang artinya ‘pahit’. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" (15:22-24).
Bayangkan betapa kecewanya bangsa Israel: Mereka bepergian jauh--di padang pasir--dalam keadaan sulit karena tidak memiliki air. Kemudian, mereka menemukan air, tetapi air yang mereka temukan tidak bisa diminum karena rasanya pahit. Selain tidak enak, air itu juga tidak layak dikonsumsi. Oleh karena itu, mereka bersungut-sungut kepada Musa. Bersungut-sungut adalah tanda ketidakdewasaan rohani. Beberapa hari sebelumnya, mereka menari-nari di tepi pantai serta menyanyikan puji-pujian kepada TUHAN yang telah menolong mereka menyeberangi sungai Yordan dan membunuh para prajurit Firaun yang mengejar mereka. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, mereka telah bersungut-sungut. Dosa umat Israel menyangkut beberapa hal: Pertama, mereka tidak menghargai perbuatan TUHAN yang ajaib dan melupakan kasih setia-Nya, sehingga mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau (Mazmur 106:7). Kedua, mereka mementingkan diri sendiri karena mereka hanya memikirkan apa yang bisa TUHAN lakukan bagi mereka. Ketiga, mereka kurang beriman karena meragukan kesetiaan Allah. Ini adalah masalah rohani mereka yang terdalam . Hal ini adalah peringatan keras bagi siapa saja yang suka bersungut-sungut. Pengalaman umat Israel merupakan peringatan bagi gereja. Rasul Paulus berkata, "Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut." (1 Korintus 10:10).
Tidak salah jika kita membawa masalah kita kepada TUHAN. Dia mengundang kita untuk membicarakan apa saja dengan Dia melalui doa. Akan tetapi, adalah merupakan dosa bila kita tidak bisa bersyukur dan selalu bersungut-sungut. Bersungut-sungut bisa merusak hubungan kita dengan Allah serta bisa merampas sukacita kita dalam melayani Dia. Waspadalah terhadap budaya konsumerisme yang mementingkan gaya hidup mewah dan membuat Anda sulit merasa puas dengan apa yang telah Anda miliki! Apakah Anda selalu bersyukur atas keluarga Anda, gereja Anda, serta pekerjaan atau usaha Anda? Apakah Anda selalu bersyukur atas makanan yang bisa Anda makan setiap hari?