Kemah Suci adalah tempat umat Allah melakukan ibadah. Ini adalah tempat bagi mereka mempersembahkan persembahan syukur, mengadakan pendamaian bagi dosa-dosa mereka, dan bertemu dengan Allah. Namun, yang melaksanakan tugas itu adalah orang-orang tertentu yang dipanggil Allah untuk melayani sebagai imam di Kemah Suci, yaitu Harun dan anak-anaknya--Nadab, Abihu, Eleazar, dan Itamar. Mereka memiliki hak istimewa untuk melayani di Tempat Kudus, tempat Allah berdiam. Panggilan ini datang dari TUHAN. Seorang imam tidak pernah mengangkat dirinya sendiri untuk memegang jabatannya. Pada masa kini, prinsip yang sama diberlakukan di gereja. Tidak ada pendeta atau penatua yang mengangkat dirinya sendiri untuk memegang jabatan mereka. TUHAN-lah yang memanggil setiap orang yang dipercaya untuk menjadi pemimpin umat TUHAN di gereja. Panggilan TUHAN untuk melayani di gereja juga bisa datang melalui mereka yang memegang otoritas rohani dalam gereja sebagaimana panggilan TUHAN terhadap Harun dilakukan melalui Musa, hamba-Nya.
TUHAN menentukan pakaian khusus yang harus dikenakan oleh para imam. Pakaian ini dibuat dengan hati-hati oleh tangan manusia yang dikaruniai bakat oleh TUHAN untuk mengerjakannya. Alkitab memakai tiga kata penting yang menggambarkan kondisi pakaian ini, yaitu kudus, semarak, dan mulia (28:2, Alkitab TB2). Pakaian tersebut harus mereka pakai saat melaksanakan tugas menyelenggarakan kebaktian di Tempat Kudus. Selain imam, orang lain dilarang memakai pakaian tersebut. Pakaian yang dikenakan imam itu menunjukkan bahwa seluruh tugas yang ia lakukan adalah kudus, termasuk menyalakan lampu dan mempersembahkan kurban di atas mezbah.
Panggilan imam yang agung ditunjukkan oleh perhiasan--yang semarak--dari pakaiannya. Pakaian imam itu indah! Pakaian imam adalah pakaian terbaik di Israel. Pakaian imam terbuat dari linen putih, dihiasi dengan benang warna-warni. Warna pakaian itu sama dengan warna Kemah Suci. Perhatikan kesamaan bahan yang dikenakan oleh imam--emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi, dan linen halus (28:5)--dengan bahan untuk membuat Kemah Suci (26:1). Kekudusan, keindahan, dan kemuliaan pakaian imam berhubungan dengan Tempat Kudus Allah (25:8). Istilah kudus, semarak (indah), dan mulia juga menggambarkan sifat keilahian TUHAN: TUHAN itu suci! TUHAN itu mulia! TUHAN itu indah! Tidak ada yang lebih indah bagi jiwa daripada merenungkan kesempurnaan Allah! Jika Allah adalah suci, indah, dan mulia, bagaimana seharusnya sikap Anda--termasuk cara berpakaian--saat mendekati Dia?