Saya amat menyukai beberapa macam bau, misalnya bau buku baru, bau kopi, dan bau minyak telon dari tubuh anak-anak kami sewaktu mereka masih bayi. Bagi para imam Israel, bau yang tidak akan pernah bisa mereka lupakan adalah bau ukupan atau dupa yang dibakar, serta bau daging kurban yang sedang terbakar.
Mezbah untuk membakar dupa dibuat setelah para imam--yang bertugas membakar dupa--ditahbiskan. Ukuran mezbah tidak terlalu besar. Mezbah ini terbuat dari kayu penaga atau akasia yang dilapisi emas, dan memiliki tanduk di keempat sudut atasnya. Ada cincin di kedua sisi, sehingga mezbah dapat diangkat dengan sepasang tongkat dan mudah dibawa. Mezbah ini diletakkan di Tempat Kudus, di antara meja roti sajian dan kandil emas, tepat di depan tabir penutup Tabut Hukum. Tabut Hukum itu disebut Tabut Perjanjian. Ketika para imam berdiri di depan mezbah untuk membakar dupa, mereka berdiri tepat di hadapan TUHAN. Membakar dupa dan meletakkannya di atas mezbah adalah rutinitas harian para imam, pagi demi pagi, petang demi petang, dari generasi ke generasi. Para imam tidak bebas memakai mezbah sesuka hati. Mezbah tidak boleh digunakan untuk mempersembahkan kurban bakaran, kurban sajian, atau kurban curahan. Mezbah ini hanya untuk pembakaran dupa. Dupa yang dipakai para imam adalah campuran rempah-rempah dengan formula khusus (30:34-38). Dupa yang harum ini hanya boleh dipakai untuk TUHAN, bukan untuk manusia. Dupa ini tidak boleh dipakai untuk tujuan lain atau dipakai di tempat lain. Kesucian dupa itu tampak jelas saat TUHAN membunuh Imam Nadab dan Imam Abihu yang telah dibunuh karena kegagalan mereka untuk mengikuti mengabaikan perintah TUHAN tentang mezbah untuk dupa (Imamat 10).Pembakaran dupa merupakan ungkapan pemujaan. Pada zaman Perjanjian Lama, umat TUHAN melakukan pemujaan dengan membakar dupa yang berbau harum untuk menyenangkan hati TUHAN. Mezbah untuk membakar dupa melambangkan Kristus yang menjadi Perantara bagi kita untuk memuliakan TUHAN. Saat imam Zakharia bertugas melayani, pada waktu pembakaran dupa, seluruh umat berkumpul di luar dan bersembahyang (Lukas 1:10). Pada masa kini, kita sudah tidak membakar dupa untuk memuliakan TUHAN, tetapi kita memuliakan TUHAN dengan langsung mengucapkannya di dalam doa. Saat Anda berdoa mengajukan permohonan Anda kepada Allah, apakah Anda juga mengucapkan pemujaan kepada Allah sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13)?