Roh Kudus adalah Allah yang memiliki kepribadian. Sebagai Pribadi yang hidup, Roh Kudus lebih dari sekadar kuasa yang mengalir keluar dari Allah. Roh Kudus juga bukan kekuatan atau pengaruh yang tidak berkepribadian. Roh Kudus adalah Pribadi yang dengan-Nya manusia dapat membangun relasi pribadi, dan yang kepada-Nya manusia dapat berdoa dan menyembah. Salah satu bukti kepribadian Roh Kudus adalah pengajaran Alkitab bahwa Ia memiliki perasaan sehingga dapat didukakan. Rasul Paulus memperingatkan orang percaya untuk tidak mendukakan Roh Kudus (4:30). Dalam bahasa asli Alkitab, istilah "mendukakan" berarti tindakan orang percaya yang membuat Roh Kudus merasa tidak senang atau tidak nyaman. Dalam ayat ini, tindakan mendukakan Roh Kudus dikaitkan langsung dengan karya Roh Kudus dalam memeteraikan keselamatan bagi orang percaya. Dalam surat yang sama, Rasul Paulus mengajarkan bahwa Allah memeteraikan keselamatan orang percaya dengan Roh Kudus yang tinggal di dalam dan menjadi jaminan keselamatan orang percaya (1:13-14). Oleh karena itu, tindakan mendukakan Roh Kudus menunjuk pada sikap dan perilaku orang percaya yang dengan sengaja mengabaikan kehadiran Roh Kudus di dalam dirinya.
Seperti apakah kehidupan yang mendukakan Roh Kudus? Dalam Efesus 4, Rasul Paulus menyimpulkan bahwa orang yang mendukakan Roh Kudus adalah orang yang menolak pimpinan-Nya untuk menjalani hidup yang saleh dan kudus. Sebaliknya, ia justru menikmati kehidupan lama sebagai orang yang tidak percaya (4:17). Selanjutnya, Rasul Paulus menyinggung sejumlah perilaku kehidupan lama, di antaranya mengumbar hawa nafsu dan hidup dalam kecemaran (4:19), tidak mengekang lidah (4:25,29), melampiaskan emosi yang merusak relasi (4:26), mencuri (4:27), memiliki karakter yang buruk (4:31), dan mendendam (4:32). Tentu saja daftar dosa di atas hanya contoh perilaku yang mendukakan Roh Kudus. Pada dasarnya, Roh Kudus berduka ketika orang percaya berbuat dosa dan gagal mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, meskipun sering mendukakan Roh Kudus, orang percaya tidak akan ditinggal Roh Kudus karena Ia hadir untuk menyertai orang percaya selama-lamanya (Yohanes 14:16).
Pengajaran di atas mengingatkan kita untuk menghormati kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan. Kita perlu mengandalkan Roh Kudus untuk memiliki kehidupan yang saleh dan kudus dengan cara memakai semua yang Allah titipkan untuk memuliakan-Nya. Selain itu, kita juga harus secara aktif melawan segala bentuk godaan dosa dan kedagingan. Dosa apakah yang sering membuat Anda mendukakan Roh Kudus? Apakah rencana konkret Anda untuk mengatasinya?