Bacaan Alkitab hari ini memperlihatkan adanya dua hal yang mendorong umat Israel memberi persembahan: Pertama, kesadaran yang muncul saat melihat adanya kebutuhan dalam pembangunan Kemah Suci (7:1-9). Setelah menyadari adanya keperluan sarana angkutan untuk mendukung pelayanan bani Gerson dan bani Merari yang bertugas mengangkut Kemah Suci dengan segala perkakasnya, para kepala suku Israel mempersembahkan alat transportasi berupa enam kereta dan dua belas lembu penarik kereta. Para kepala suku itu berinisiatif untuk memberi walaupun tidak ada yang memberi komando. Hati mereka tergerak saat mengamati dan menganalisis situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Apakah hati Anda tergerak untuk memberi persembahan saat Anda melihat adanya kebutuhan untuk mendukung pekerjaan Tuhan? Kedua, perintah langsung dari TUHAN kepada para pemimpin untuk memberi persembahan guna penahbisan mezbah (7:11-88). Selama dua belas hari, secara bergantian, para pemimpin dari setiap suku memberi persembahan berupa satu pinggan perak dan satu bokor penyiraman dari perak yang keduanya diisi dengan tepung terbaik untuk kurban sajian; satu cawan emas berisi dupa; seekor lembu jantan muda, seekor domba jantan muda, dan seekor domba berumur setahun untuk kurban bakaran; seekor kambing jantan untuk kurban penghapus dosa; serta dua ekor lembu, lima ekor domba jantan, lima ekor kambing jantan, dan lima ekor domba berumur setahun untuk kurban keselamatan. Jika dikonversi dalam rupiah, persembahan yang mereka persembahkan selama sehari itu bisa mencapai ratusan juta.
Apakah penahbisan Kemah Suci saja perlu menghabiskan biaya sedemikian mahal? Pemikiran semacam itu mencerminkan kondisi hati banyak orang yang selalu mempertimbangkan untung-rugi di hadapan TUHAN. Bila kita mengingat anugerah TUHAN yang telah kita terima, apakah ada sesuatu yang terlalu mahal untuk kita persembahkan kepada TUHAN? Seharusnya, pertimbangan utama kita dalam memberi adalah apakah TUHAN dimuliakan melalui apa yang kita persembahkan. Bila kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, kita pasti akan memberi yang terbaik untuk TUHAN, bukan memberi secukupnya. Perlu diperhatikan bahwa pemberian dalam bacaan Alkitab hari ini bernilai besar karena yang dibicarakan adalah pemberian para pemimpin suku. Perlu diingat bahwa sesungguhnya, Allah bukan hanya menghargai orang yang rela memberi dalam jumlah besar, tetapi Allah juga menghargai persembahan janda miskin yang jumlahnya sangat kecil. Yang diperhatikan Tuhan bukan jumlah persembahan kita, tetapi kasih kita kepada Tuhan yang kita ungkapkan melalui persembahan kita. Apakah Anda sudah memberi yang terbaik kepada Tuhan?