Ayub 6-7

Orang Saleh Juga Membutuhkan Empati

1 Agustus 2023
GI Benny Wijaya

Respons Elifas terhadap keluhan Ayub tidak membuat Ayub terhibur, melainkan justru membuat ia bertambah kesal, terutama karena Elifas meragukan kesalehan hidup Ayub. Ayub berusaha meluruskan keluh kesahnya. Ia bukan tidak tahu bahwa hidup manusia harus bergumul selama hidupnya di bumi (7:1). Yang menjadi masalah adalah bahwa ia tidak tahu apa kesalahan yang menyebabkan ia menderita (6:24). Ia merasa bahwa dirinya telah berlaku saleh. Ia tidak pernah menyangkal firman Yang Maha Kudus (6:10). Itulah sebabnya, Ayub menggambarkan penderitaan dan keputusasaan yang dialaminya sebagai anak panah dari Yang Maha Kuasa (6:26, 4).

Walaupun telah berusaha untuk menjalani hidup yang saleh, Ayub mengakui bahwa dirinya lemah dan ia tidak dapat bersandar pada kekuatannya sendiri (6:12). Dia merasa putus asa (6:26). Sebagai orang yang lemah dan putus asa, ia memerlukan pertolongan dan penghiburan. Namun, Ayub merasa bahwa para sahabatnya tidak memperlihatkan sikap mengasihi (6:14-15). Mereka memperlakukan Ayub seperti barang dagangan yang tidak memiliki perasaan (6:27). Mereka hanya mengamat-amati (6:19). Ayub merasa bahwa ia tidak pernah meminta bantuan para sahabatnya (6:22-23). Kedatangan mereka hanya berarti bila mereka memberikan penghiburan terhadap Ayub yang sedang menderita. Sekalipun demikian, kekecewaan tidak membuat Ayub membenci mereka. Ia berharap bahwa mereka akan kembali berpaling kepadanya (6:28).

Sebagai seorang yang saleh, Ayub tidak hanya berbicara kepada Elifas, tetapi ia juga berbicara kepada Allah (lihat pasal 7). Ayub sadar bahwa walaupun masa hidupnya singkat (7:6-10), ia berharga di mata Allah (7:17). Oleh karena itu, dia secara terus terang mengungkapkan perasaannya kepada Allah (7:11).

Apa yang diutarakan oleh Ayub dalam bacaan Alkitab hari ini mengungkapkan pengharapan banyak orang yang sangat membutuhkan kasih Allah. Mungkin ada orang-orang di sekitar kita yang sedang mengalami penderitaan dan setiap hari harus berbaring di tempat tidur. Mungkin ada orang yang tidak terlihat sedang sakit, namun mereka merasa kesepian. Mereka pun berharga di mata Allah dan kita tidak tahu berapa lama mereka masih bisa hidup. Mereka membutuhkan kasih Allah dan Allah menghendaki agar Anda bersedia menjadi alat untuk menyalurkan kasih-Nya kepada mereka. Apakah Anda telah berusaha bersikap empati terhadap orang-orang di sekitar Anda yang sedang bergumul menghadapi masalah mereka? Apakah Anda bersedia dipakai Allah untuk melayani mereka?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design