Ayub tahu bahwa manusia tidak dapat membenarkan diri di hadapan Allah karena Allah itu bijak, kuat (9:4), dan tidak akan salah bertindak. Sia-sia saja mencari pembenaran. Oleh karena itu, Ayub tidak mencari pembenaran seperti tuduhan para sahabatnya (9:21). Persoalan Ayub adalah bahwa dia tidak memahami kesalahan apa yang membuat ia harus mengalami penderitaan. Ayub berharap agar Allah menyatakan kesalahannya. Bila ia mengerti kesalahannya, dia akan memohon belas kasihan Allah dan memperbaiki diri, sehingga--yang terpenting bagi Ayub--dia bisa berbicara kepada Allah tanpa rasa takut (9:35).
Di tengah kebosanan hidup (10:1) dalam menjalani penderitaan yang tidak diketahui penyebabnya, Ayub tahu bahwa Allah yang membentuk dan membuat dirinya serta memberikan kasih karunia dan memelihara dia (10:8,12), sehingga penderitaan yang ia alami tidak lepas dari kekuasaan Allah yang memelihara hidupnya. Atas dasar itulah, Ayub berseru kepada Allah. Ayub menyimpulkan bahwa ada maksud Allah dalam penderitaan yang ia alami. Bila penderitaan itu terjadi karena kesalahannya, maka penderitaan itu merupakan akibat yang harus ditanggung dari kesalahan yang ia lakukan (10:14). Bila penderitaan tersebut bukan akibat dari kesalahannya, penderitaan itu bertujuan agar dia jangan menyombongkan diri (10:15) karena sesungguhnya dia itu lemah dan tidak berkuasa terhadap dirinya sendiri. Jadi, penderitaan yang dialami umat Allah bukanlah hal yang kebetulan, tetapi berada dalam rencana Allah.
Allah itu kuat dan bijak. Apa pun yang terjadi dalam hidup Anda tidak terjadi secara kebetulan, melainkan terjadi dalam kuasa Allah. Sebagaimana Ayub dicobai iblis dengan bencana yang disebabkan oleh kejahatan orang Syeba dan orang Kasdim, bencana alam sambaran petir dan angin ribut, serta robohnya rumah yang bisa dianggap sebagai kelemahan konstruksi, sehingga roboh ketika terkena angin rebut. Semua itu terjadi atas izin Allah kepada Iblis. Kalau saat ini, Anda sedang mengalami penderitaan, Allah pasti memiliki maksud tertentu saat Ia mengizinkan Anda mengalami penderitaan. Walaupun pada saat ini, mungkin Anda tidak mengerti, sama seperti Ayub, yakinilah bahwa Allah memelihara hidup Anda dan tidak akan meninggalkan Anda sendirian.
Saat Anda mengalami pergumulan dalam kehidupan Anda, apakah Anda selalu bisa bersyukur kepada Allah karena Anda meyakini bahwa Allah telah menyiapkan rencana yang baik bagi diri Anda? Apakah setiap pergumulan yang Anda alami membuat Anda makin mengenal Allah dan mendorong Anda untuk mengikuti rencana Allah bagi kehidupan Anda?