Renungan hari ini merupakan akhir dari babak pertama perdebatan antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya (pasal 3-14). Bagi Ayub, apa yang dipaparkan sahabat-sahabatnya hanyalah teori umum yang sudah ia ketahui (12:3, 13:2) karena perkataan mereka hanya didasarkan pada pengetahuan (8:8,13) dan pengalaman hasil pengamatan (5:3,27) belaka. Ayub membutuhkan hikmat yang melebihi pengalaman dan pengetahuan. Dengan hikmat, pengalaman dan pengetahuan dapat diterapkan pada waktu dan cara yang tepat, sehingga pengalaman dan pengetahuan tersebut menjadi bermanfaat. Hikmat yang benar tidak bersumber pada pengetahuan dan pengalaman manusia. Nasihat para sahabat Ayub tidak tepat dan tidak bisa menjawab pergumulan Ayub, sehingga Ayub menyindir bahwa bersama para sahabatnya, hikmat akan mati (12:2).
Sebenarnya, Ayub mengutarakan kegelisahannya kepada Allah (13:3) karena Ayub mengenal Allah. Allah adalah sumber hikmat dan kekuatan, sumber pertimbangan dan pengertian (12:14) Hikmat Allah melebihi para menteri, para hakim, para raja, para imam, dan para pemimpin dunia (12:17-24). Bila mereka bisa mempunyai pemikiran yang bijaksana, sesungguhnya pemikiran itu muncul karena Allah memberi mereka hikmat, bukan muncul dari diri mereka sendiri.
Ayub mengutarakan kegelisahannya kepada Allah yang Maha Kuasa, sehingga seharusnya sahabat-sahabat Ayub tidak perlu membela Allah (13:7-9) karena Allah yang Mahakuasa lebih berhikmat daripada mereka. Allah tahu kapan dan bagaimana menjawab pergumulan Ayub. Ayub juga yakin bahwa menghadap Allah adalah satu-satunya jalan untuk mendapat keselamatan (13:16) Ayub mengutarakan juga bahwa manusia singkat umurnya (14:1) dan berbeda dengan tumbuhan yang bila mati akan bertunas, sedangkan manusia tidak memiliki kesempatan kedua (14:7-10). Itulah sebabnya, Ayub menaruh harapannya pada Allah (14:14).
Ketika Anda bergumul dalam penderitaan, apakah Anda meyakini bahwa Allah memiliki kuasa atas hidup Anda dan mampu mengatasi pergumulan hidup Anda? Apakah Anda meyakini bahwa Dia adalah sumber hikmat yang mengetahui waktu dan cara yang tepat untuk menjawab segala pergumulan Anda, sehingga Anda meminta hikmat kepada-Nya? Saat Anda sakit dan mencari dokter, kepada siapa Anda menggantungkan pengharapan Anda untuk mendapat kesembuhan: kepada dokter Ahli yang merawat Anda atau kepada Allah yang berkuasa memberi hikmat dan keahlian kepada para dokter tersebut?