Ayub berharap bahwa para sahabatnya menguatkan hatinya dan berbelas kasihan kepadanya (16:4-5). Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka membuat Ayub makin lelah karena harus berdebat dengan mereka (16:7). Ia makin kurus (16:8). Ayub bukan hanya memandang perdebatan panjang yang melelahkan itu sebagai perdebatan antara dia dengan para sahabatnya, melainkan Allah ikut terlibat dalam seluruh peristiwa yang terjadi. Ayub merasakan bahwa para sahabatnya seperti orang lalim yang menampar dengan cercaan. Mereka berbuat demikian karena Allah telah menyerahkan Ayub kepada mereka (16:10-11). Ayub menyadari bahwa mereka tidak bisa memenangkan perdebatan karena Allah tidak memberi pengertian kepada mereka (17:4). Jadi, Ayub tidak memandang perdebatan antara dia dengan para sahabatnya--yang membuatnya kelelahan--dari kaca mata jasmani yang kelihatan saja, tetapi juga memandang semua perdebatan itu dari perspektif Allah. Bagaimana Anda memandang kehidupan yang Anda jalani saat ini, baik yang dapat membuat Anda bersukacita ataupun yang dapat membuat Anda menderita: Apakah Anda memandangnya dari sudut yang kasat mata saja sebagai usaha diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar Anda, atau Anda berusaha memandang segala peristiwa dari perspektif Allah? Rasul Paulus menegaskan bahwa sesungguhnya Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
Kesadaran Ayub--yang menilai bahwa perdebatan yang melelahkan itu terjadi karena Allah--membuat Ayub tidak meninggalkan Allah. Walaupun Ayub menyampaikan keluhan, namun Ayub tetap berpaling kepada Allah (16:20), Ayub beranggapan bahwa Allah adalah saksinya di Surga (16:19), Allah adalah jaminannya (17:3). Ayub tidak menyalahkan Allah, bahkan ia menganggap bahwa apa yang terjadi merupakan ujian untuk membuat ia menjadi lebih kuat (17:9). Setiap orang bisa saja disalahpahami oleh orang lain, bahkan difitnah oleh sahabatnya sendiri yang membuat dia menderita. Bila Anda menghadapi kondisi seperti yang dialami oleh Ayub, bagaimana Anda merespons kondisi itu?
Allah adalah saksi yang benar yang dapat memberikan pembelaan terhadap tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh Iblis. Allah adalah jaminan perlindungan dari setiap serangan Iblis. Walaupun Anda mungkin belum mengerti apa yang sedang terjadi, tetaplah memandang kepada Dia yang dapat memberikan pembelaan dan perlindungan. Saat Anda menghadapi serangan Iblis yang hendak menghancurkan iman Anda, apakah Anda berlindung kepada Allah?