Bildad mendukung pendapat Elifas bahwa Allah yang adil akan memberkati orang yang benar dan membuat orang yang tidak benar menderita. Bildad menyatakan bahwa orang fasik terangnya padam (18:5) sehingga langkah kakinya akan menjadi terhambat (18:7) dan akan jatuh pada bencana (18:12). Hal yang lebih memberatkan Ayub adalah ketika Bildad berusaha memperjelas kesamaan kehidupan Ayub dengan orang fasik yaitu kedahsyatan mengejutkan dia (18:11; 4:5) tubuhnya berpenyakit (18:13; 2:7) tidak lagi tinggal di kemahnya (18:14; 2:8,13) tidak mempunyai keturunan (18:19; 1:18-19). Ayub--yang tidak mau mengakui bahwa penderitaannya disebabkan oleh kesalahannya--dianggap sebagai orang fasik oleh Bildad.
Ucapan Bildad membuat Ayub merasa terhina dan tersiksa (19:3). Bagi Ayub, perkataan mereka yang membesarkan diri dan menghina Ayub ( 19:5) berarti bahwa Allah telah berlaku tidak adil (19:6). Tidak adanya jawaban atas pergumulannya (19:7-8) membuat Ayub makin merasa sendirian. Saudara-saudaranya menjauh, kenalannya tidak mengenal dia, kerabatnya menghindar, kawannya melupakan, bahkan budaknya pun tidak melayani, bahkan istrinya pun merasa jijik. Ayub menderita dalam kesendirian (19:13-19). Ayub menganggap mereka sebagai pasukan Allah yang merintanginya (19:12). Walaupun sahabat-sahabatnya tidak bisa diandalkan untuk mendapat pertolongan, Ayub tidak membenci mereka. Ia memohon agar para sahabatnya mengasihani dirinya (19:21). Ayub sadar bahwa sesungguhnya Penebusnya adalah Allah yang hidup (19:25), dan Ayub akan menghadap Allah. Bagi Ayub, tidak menjadi masalah bila semua orang meninggalkannya karena Allah yang hidup menjadi Penebusnya.
Adakalanya sahabat yang kita anggap baik ternyata berkhianat, entah karena ia memang jahat atau karena kesalahpahaman. Orang yang kita harap untuk menolong ternyata tidak menolong. Sesungguhnya, pertolongan kita itu datangnya dari Allah Sang Pencipta (Mazmur 121:2; 124:8). Rasul Paulus menuliskan, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32). Allah telah menyerahkan Anak-Nya--Yesus Kristus--menjadi Sang Penebus bagi kita. Oleh karena itu, Ia tidak akan membiarkan kita sendirian, melainkan Ia memberikan Roh Kudus untuk menyertai kita. Bila ada orang yang menolong kita, sesungguhnya, mereka hanyalah orang yang dipakai Allah untuk menolong kita. Kepada siapakah Anda mengharapkan pertolongan?