TKerendahhatian adalah salah satu ciri pemimpin sejati. Tuhan Yesus meminta para muridnya membuang jauh-jauh ’teladan’ keangkuhan para penguasa duniawi serta mengenakan sikap kerendahhatian seorang pelayan (Markus 10:42-45). Tuhan Yesus--Raja di atas segala raja--melakukan apa yang Ia khotbahkan dengan merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8). Penyaliban adalah bentuk hukuman terkeji bagi pelanggar hukum di zaman itu. Kristus tidak gembar-gembor untuk mempromosikan diri. Sepatutnyalah, pemimpin memilih jalan pelayanan tersembunyi yang penuh pengorbanan, namun diperkenan Tuhan.
Yohanes Pembaptis adalah pemimpin yang sangat berpengaruh karena semua penduduk Yerusalem--pusat agama Yahudi--dan seluruh daerah Yudea datang kepadanya (Markus 1:5). Bahkan, banyak orang Farisi dan orang Saduki--yang sebenarnya tidak perlu datang--datang juga kepadanya (Matius 3:7). Dengan ketajaman kata-katanya yang menusuk, Yohanes Pembaptis menyingkapkan isi hati banyak penguasa yang picik. Namun, yang membuatnya besar adalah pernyataannya dalam Yohanes 3:30, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." Seiring dengan berjalannya waktu, seorang pemimpin harus terus bertumbuh dalam kerendahhatian, sama seperti dalam karakter yang lain. Perubahan hidup terlihat jelas dalam kehidupan Rasul Paulus. Di awal pelayanannya, ia mengakui: "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, ...." (1 Korintus 15:9). Beberapa tahun kemudian, ia berkata, "Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, ...." (Efesus 3:8). Menjelang akhir hayatnya, ia yang secara pelayanan makin terpandang justru berkata, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. (1 Timotius 1:15).
Apakah setiap hari kita merendahkan diri saat melihat kelemahan dan kekurangan sesama kita? Apakah setiap hari kita tidak membesar-besarkan keburukan mereka, dan sebaliknya menyukai kehebatan mereka serta mendorong kebaikan yang ada pada diri mereka? Apakah setiap hari kita memaafkan ketidakbaikan mereka dan mengampuni kejahatan mereka? Jika kita kelihatan hebat/besar di mata mereka, semoga Tuhan dengan penuh kasih karunia menolong kita untuk melihat betapa kita sama sekali bukan siapa-siapa tanpa Dia, dan menolong kita untuk tetap kecil di mata kita sendiri. Pemimpin rohani yang sejati adalah orang yang dengan senang hati dan dengan rendah hati menolong orang lain mencapai hal-hal besar. Apakah Anda bisa merasa puas saat Anda menduduki posisi sebagai orang nomor dua?