Pada tahun 1908, sebuah koran nasional Inggris yang terkenal, yaitu The Times, meminta sejumlah penulis untuk menulis tentang topik "Apa yang Salah dengan Dunia". Seorang penulis yang terkenal bernama G.K. Chesterton memberikan jawaban yang paling pendek dibandingkan dengan penulis lainnya. Dia hanya menulis, "Saya". Dia tidak bermaksud bahwa dia telah melakukan setiap kejahatan di dunia ini. Maksudnya adalah bahwa yang salah dengan dunia ini adalah bahwa kita orang berdosa. Tidak ada gunanya menyalahkan hal-hal lain. Karena saya seorang pendosa, maka sayalah masalahnya. Mazmur 14 mengajarkan bahwa kita semua sudah dirusak oleh dosa. Semua orang telah memberontak melawan TUHAN. Dalam Roma 3:10-12, Rasul Paulus mengutip Mazmur 14 untuk menunjukkan bahwa setiap orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, berada di bawah kuasa dosa. Itulah kabar buruknya! Perhatikan Mazmur 3-13 yang penuh dengan bahaya dan kesedihan. Dunia kita dipenuhi dengan orang jahat. Orang benar menderita karena perilaku orang-orang jahat. Dalam konteks ini, Mazmur 14 mengajarkan bahwa Raja Daud mengalami masalah karena dosa yang menjangkiti umat manusia. Dunia ini menentang Tuhan Yesus juga disebabkan karena dunia telah dirusak oleh dosa.
Kita perlu memahami betapa mengerikannya dosa sebelum kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita. Mazmur 14 diakhiri dengan harapan Raja Daud, "Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel!" Kita tidak akan seperti Raja Daud yang merindukan kedatangan Sang Juruselamat sebelum kita memandang dosa seperti cara Raja Daud memandang dosa.
Raja Daud menggambarkan kefasikan dan konsekuensinya di awal mazmur ini (14:1). Kata "bebal" tidak berarti bodoh. Orang yang bebal bisa sangat pintar, tetapi dia cacat secara moral. Bebal menyiratkan kesesatan yang agresif. Orang bebal mau menang sendiri. Orang bebal menyusahkan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Kebalikan dari kebebalan adalah kasih, bijaksana, dan rasa hormat terhadap hubungan dengan TUHAN dan sesama.
Orang bebal berkata dalam hatinya, "Tidak ada Allah" (14:1a). Hati adalah bagian pikiran yang membuat keputusan dan merupakan ciri dari manusia sebagai suatu pribadi. Orang bebal bukanlah korban yang tidak berdaya, tetapi ia secara sadar menyerahkan diri pada kehidupan yang menyangkal TUHAN. Orang bebal memilih untuk sengaja menolak TUHAN. Apa yang membuat manusia cenderung melakukan dosa atau tindakan tidak bermoral? Mengapa manusia sering melakukan dosa meskipun telah menyadari konsekuensinya?