Pra-Natal
Selasa, 23 Desember 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 1:18-25; 2:13-15
Orang Nazaret umumnya mengenal Yusuf sebagai seorang tukang kayu. Tidak lebih dari itu. Tidak ada yang terlalu istimewa yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Akan tetapi, kita dapat melihat keagungan karakter Yusuf.
Sangat wajar jika Yusuf sakit hati lalu mempermalukan Maria yang ia anggap telah mengkhianati cinta sucinya. Tetapi, Yusuf tidak melakukan hal itu. Bahkan wajar saja jika Yusuf tidak mempercayai mimpi dari malaikat Tuhan karena ia dibakar oleh api cemburu. Tetapi, ia berhasil mengendalikan dirinya dan merendahkan diri dalam ketaatan kepada Tuhan dengan mengambil Maria yang telah hamil sebagai istrinya. Bayangkan bahwa bayi dalam rahim istrinya itu bukan anak kandungnya.
Sangat manusiawi jika Yusuf menghampiri Maria setelah Maria menjadi istrinya. Tidak ada petunjuk langsung dari Tuhan yang melarang Yusuf berhubungan dengan Maria. Tetapi, Yusuf memilih untuk mengendalikan dirinya guna menjaga kekudusan Bayi kudus itu. Terakhir, Yusuf berhak protes kepada Tuhan untuk setiap konsekuensi dari ketaatannya kepada Tuhan. Karena ia harus menjalani kehidupan yang tidak normal. Yusuf harus menanggung biaya hidup yang besar bersama dengan Maria dan Yesus. Hal itu dilakukan dalam ketidakpastian atas masa depan. Ia harus pindah ke Mesir, budaya yang asing dan lingkungan yang baru. Tetapi, Yusuf tidak sedetik pun ragu bahwa Tuhan hadir di dalam setiap peristiwa yang terjadi. Yusuf menanggung pergumulan batin yang mengasah dan mengujinya menjadi laki-laki dengan karakter yang agung.
Menghadapi dunia yang penuh tawaran menggiurkan dan tantangan yang menggairahkan, tetapi bisa juga melemahkan, apakah kita rindu merespons dengan meneladani karakter agung Yusuf? [MN]
Ayub 7:17-18
“Apakah gerangan manusia,sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?”