Pada 11 Mei 1960, tim agen Mossad Israel menculik seorang penjahat perang Nazi bernama Adolf Eichmann di jalanan Buenos Aires, Argentina dan membawanya ke Israel untuk diadili. Eichmann telah mengirim jutaan orang Yahudi ke kamp konsentrasi, sehingga dia akan diadili di hadapan orang Yahudi di Israel. Tanpa diduga, Yehiel Dinur--seorang tawanan yang berhasil selamat--berjalan ke ruang sidang. Ia berhenti saat melihat Eichmann, lalu mulai menangis tak terkendali sampai hakim memukulkan palu untuk menertibkan ruang sidang yang penuh sesak. Mengapa Dinur berbuat seperti itu? Apakah dia ketakutan? Apakah dia membenci Eichmann? Dinur berkata, "Tidak!". Dia berkata bahwa tiba-tiba dia sadar bahwa Eichmann hanyalah manusia biasa, dan dia juga cenderung berbuat jahat seperti Eichmann. Dengan kata lain, kecenderungan Eichmann untuk berbuat jahat ada dalam diri Dinur, dan kecenderungan Eichmann juga ada di dalam diri kita semua.
Mazmur 36 dimulai dengan pernyataan mengerikan tentang hati manusia, "Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu" (36:2). Kata-kata ini menunjukkan bahwa akar segala kejahatan adalah hati yang buruk. Dosa berbicara kepada kita jauh di lubuk hati kita, dan kita mendengarkannya. Orang fasik yang tidak takut akan Allah, tidak mengakui dan menghormati Allah dalam hidup mereka, sehingga tidak ada yang menahan mereka untuk berbuat kejahatan. Mereka terlalu menyanjung dirinya sendiri sehingga mereka tidak dapat menemukan kejahatan atau membenci dosanya (36:3). Mereka terus melakukan kejahatan kepada Allah dan sesama seolah-olah tak terjadi apa-apa pada mereka (36:4-5).
Kemudian, Daud mengalihkan pandangan nya untuk melihat Allah (36:6-8). Kesetiaan, kasih, dan keadilan Allah sangat kontras dengan kejahatan dan keberdosaan hati manusia. TUHAN yang penuh belas kasihan adalah tempat perlindungan dan keselamatan bagi umat-Nya. Dosa bukan hanya masalah bagi orang paling jahat di dunia, tetapi juga bagi kita yang telah ditebus. Kita juga mendengar suara dosa yang mempengaruhi untuk tidak takut pada TUHAN karena pada dasarnya, kita semua adalah orang berdosa yang bisa berbuat jahat (Roma 3:10-18). Namun, oleh kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita telah diampuni dan dibenarkan di hadapan Allah (Roma 3:23-24). Karena hati kita telah disucikan dan ditebus oleh Kristus, kita dapat hidup dalam kebenaran, kasih, dan keadilan--menyerupai karakter Allah. Sekarang, kita harus memilih. Apakah Anda akan melanjutkan dosa Anda atau berlari kepada Tuhan Yesus untuk berlindung? Apakah Anda akan tetap dalam kegelapan atau datang kepada Yesus, Sang Terang Dunia?