Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Era pasca pandemi merupakan era baru yang amat berbeda dengan era sebelum pandemi. Walaupun pemakaian masker sudah tidak diwajibkan, banyak orang memilih untuk tetap memakai masker, terutama mereka yang mengalami trauma, baik karena ikut terkena wabah atau karena memiliki keluarga atau teman dekat yang meninggal karena pandemi. Perlu disadari bahwa dampak pandemi bukan hanya menyangkut masalah kesehatan, tetapi juga (terutama) menyangkut masalah ekonomi. Jutaan orang kehilangan pekerjaan dan banyak pengusaha mengalami kerugian besar akibat pandemi. Mereka yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi menjadi amat tertekan dan tertinggal dalam berbagai aspek. Sebaliknya, mereka yang cepat beradaptasi akan mendapat berbagai keuntungan.
Adaptasi ini diperlukan hampir dalam segala bidang. Oleh karena itu, kita semua harus bersikap terbuka terhadap kemungkinan melakukan penyesuaian atau perubahan, Gereja pun harus melakukan perubahan. Gereja yang tidak sanggup beradaptasi akan ditinggalkan oleh gereja yang cepat beradaptasi. Sebelum pandemi, fokus pelayanan gereja adalah pelayanan tatap muka. Pandemi menyadarkan kita bahwa pelayanan melalui media massa memiliki jangkauan yang jauh lebih luas, tetapi tidak bisa menggantikan pelayanan tatap muka.
Pelayanan Nabi Yesaya berakhir sekitar tahun 685 SM, sedangkan pembuangan umat Yehuda ke Babel terjadi pada tahun 586 SM. Ada selang waktu 100 tahun di antara pelayanan Nabi Yesaya sampai orang Yehuda benar-benar diangkut ke Babel. Dari kacamata manusia, 100 tahun adalah selang waktu yang panjang dan nubuat Nabi Yesaya tentang pembuangan tampak mustahil. Namun, karena yang disampaikan adalah firman Tuhan, pembuangan itu benar-benar terjadi! Bacaan Alkitab hari ini membahas tentang nubuat penghukuman terhadap bangsa Babel. Kapan persisnya bangsa Babel merasakan cambuk murka TUHAN? Yang pasti, waktunya masih lama, lebih dari seratus tahun sejak nubuat disampaikan. Namun, apakah nubuat ini akan digenapi? Ya! Nubuat selalu digenapi karena firman Allah pasti terlaksana. Saat nubuat tentang Babel disampaikan, Babel bukan negara adidaya. Babel cukup kuat, tetapi belum sekuat Asyur. Babel--seperti Asyur--adalah alat di tangan TUHAN untuk menghukum umat-Nya. Masalahnya, apakah nubuat itu disampaikan kepada Babel? Tampaknya tidak! Babel mungkin tidak pernah mendengar nubuat yang disampaikan Nabi Yesaya itu. Kasih Allah membuat ia menujukan nubuat ini bagi umat Yehuda untuk menghibur mereka di tengah penderitaan yang kelak akan mereka alami. Ia hendak meyakinkan umat-Nya, bahwa Ia adalah Allah yang Adil dan Kudus. Bangsa Babel yang jahat dan telah melaksanakan penghukuman terhadap umat-Nya tidak akan dibiarkan begitu saja! Allah akan membalas perbuatan jahat bangsa Babel yang angkuh dan sombong itu! Setelah Babel diizinkan menghancurkan Yerusalem dan membawa umat Yehuda sebagai tawanan, pada hari TUHAN, Allah akan menghukum Babel dengan tidak tanggung-tanggung (13:6-22). Kata "hari Tuhan" (13:6, 9), menunjuk pada waktu saat TUHAN menghakimi musuh-musuh-Nya.
Apakah Anda pernah mengalami keadaan saat orang-orang tertentu hendak berbuat jahat kepada Anda? Orang yang hendak mencelakai Anda itu bisa rekan kerja atau atasan di kantor, rekan bisnis, teman di sekolah, tetangga, bahkan bisa pula saudara kandung Anda sendiri! Ketika mengalami perlakuan jahat, apa yang Anda lakukan: Anda langsung membalas atau Anda menyerahkan perkara tersebut kepada Tuhan? Ketika mengalami tindak kejahatan, apakah Anda menjadi kecewa? Apakah Anda bertanya, "Mengapa Tuhan tidak menolong saya?" Percayalah bahwa Tuhan yang Adil dan Kudus itu mengetahui apa yang menimpa kita. Di waktu yang tepat, Ia akan menolong kita. Mungkin Tuhan mengizinkan hal-hal itu terjadi karena Ia mau membentuk kita. Percayakah Saudara kepada-Nya? [GI Wirawaty Yaputri]