Konteks nubuat pasal 30-32 adalah zaman Ahas, raja Yehuda. Pada waktu itu, Israel Utara sudah hampir runtuh dan Yehuda sedang menghadapi ancaman Asyur (pasal 30-31; 2 Raja-raja 17: 3-6, 18-23). Raja Hosea kedapatan bersekongkol dengan So, raja Mesir (2 Raja-raja 17: 4). Pada waktu itu, Allah berjanji untuk membangkitkan seorang raja yang akan memerintah menurut kebenaran, dan para pemimpin yang memimpin menurut keadilan (Yesaya 32:1). Kemungkinan besar, raja tersebut adalah Hizkia yang menggantikan Raja Ahaz, ayahnya. Hizkia adalah raja yang melakukan yang benar di mata TUHAN, sama seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya (2 Raja-raja 18:3). Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel. Di antara semua raja Yehuda--baik sesudah maupun sebelumnya--tidak ada lagi yang sama seperti dia (2 Raja-raja 18:5). Allah menepati janji-Nya untuk memberikan raja yang benar dan adil kepada orang Yehuda. Pemerintahan raja ini memberi ketenteraman dan hikmat kepada umat TUHAN, karena ia memberi teladan kepada umat dalam hal hidup takut akan TUHAN. Ia memerintah dengan menjunjung tinggi kebenaran, sehingga rakyat tidak memutarbalikkan kebenaran. Hal ini kontras dengan kondisi pada masa pemerintahan sebelumnya: Orang yang bebal disebut berbudi luhur dan penipu dikatakan orang terhormat (Yesaya 32:1-7), padahal jelas bahwa orang bebal dan penipu mendatangkan kerugian bagi rakyat. Sungguh mengerikan kondisi umat pada waktu itu yang memutarbalikkan kebenaran dalam kehidupan mereka!
Umat Yehuda patut bersyukur karena Allah membangkitkan seorang raja yang benar dan adil. Ia menjadi tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut. Ia seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu besar di tanah yang tandus (32:2). TUHAN memberkati umat-Nya dengan memberikan seorang pemimpin yang benar dan adil. Nubuat ini juga menunjuk pada Seorang Raja yang akan datang, jauh sesudah zaman Nabi Yesaya. Ia adalah Yesus Kristus, Anak Allah Yang Tunggal. Hizkia melakukan kebenaran, tetapi ia adalah manusia berdosa yang memiliki kelemahan. Akan tetapi, Yesus Kristus adalah Mesias yang tidak memiliki kelemahan karena Ia tidak berdosa. Ia adalah Pemimpin yang paling benar dan paling adil, yang kelak akan datang untuk menghakimi seluruh bumi pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali. Kiranya Allah memberkati kita dengan memberikan pemimpin yang takut akan Dia. Apakah Anda sudah mendoakan para pemimpin Anda, baik pemimpin rohani maupun pemimpin di dunia ini?