Sebuah pepatah Tiongkok mengatakan, "Pertimbangkanlah masa lalu dan Anda akan mengetahui masa depan." Kita tidak boleh tinggal di masa lalu dalam arti bahwa hidup kita tidak boleh dikuasai oleh masa lalu, tetapi kita juga tidak boleh melupakan masa lalu. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari masa lalu untuk dipakai pada masa kini dan masa depan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah memerintahkan umat Yehuda untuk mengingat kembali asal mula keberadaan mereka (51:1-2). Mereka diminta mengingat kembali bapa dan ibu leluhur mereka, yaitu Abraham dan Sara. Abraham diberkati TUHAN sedemikian rupa, sehingga ia memiliki keturunan yang jumlahnya tidak terhitung. Tanpa Allah, Abraham bukan siapa-siapa. Dalam kisah hidup Abraham sampai Yakub dan kedua belas suku Israel, Allah melakukan begitu banyak perkara luar biasa. Hanya karena anugerah TUHAN, umat Israel mendapat kemasyhuran mereka pada zaman Daud, Salomo, dan raja-raja sesudahnya. Saat menghadapi penderitaan akibat pembuangan ke Babel, mereka harus mengingat perbuatan TUHAN di masa lalu agar mendapat kekuatan menghadapi masa depan. Mereka harus ingat bahwa Allah yang mengikat perjanjian dengan mereka adalah Allah Yang Setia. Ia akan tetap setia meskipun umat Israel dan Yehuda tidak setia.
Janji-janji Allah kepada orang Israel juga harus mereka dengar dan perhatikan dengan baik, sehingga janji-janji itu menjadi pegangan dan sumber pengharapan dalam menghadapi hari esok. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah sampai tiga kali meminta mereka mendengarkan apa yang Ia sampaikan (51:1,4,7). Bila kita tidak memperhatikan apa yang disampaikan kepada kita, apa yang kita dengar tidak akan tersimpan dalam memori kita. Bila kita tidak memperhatikan firman Allah, saat menghadapi masalah, kesulitan, atau penderitaan, tidak ada firman Allah yang menolong kita untuk tetap kuat dan percaya. Perintah TUHAN untuk mendengar dan menaruh firman TUHAN dalam hati dan mengajarkan firman itu berulang-ulang kepada anak-anak kita adalah perintah yang penting untuk kebaikan kita (Ulangan 6:4-9).
Orang-orang pada masa kini sering menghadapi masalah karena kurang mendengar. Kita bisa kurang mendengar karena terlalu sibuk atau karena suasana terlalu bising. Saat ini, banyak orang yang sepanjang hari memperhatikan telepon genggam. Mereka tidak bisa berkonsentrasi saat mendengarkan firman Tuhan karena mereka mendengar sambil memperhatikan telepon genggam. Akibatnya, firman Tuhan yang didengar tidak tersimpan dalam hati dan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda sudah membiasakan diri untuk mengingat firman Tuhan?