Amsal 16:32 (TB 2) berkata, "Orang yang sabar melebihi seorang pejuang, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota." Ayat ini mengajarkan kebenaran penting yang sering kita lupakan, yaitu bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada kemampuan atau kekuatan fisik, melainkan pada hati yang mampu menahan diri untuk tidak berbuat jahat kepada orang lain. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Mesias yang dinubuatkan di sini disebut sebagai Hamba Allah. Hamba ini akan mengalami penderitaan yang luar biasa hebat. Orang-orang tidak akan percaya bahwa Ia adalah Mesias karena Ia menderita dan tidak dapat membela diri. Ia menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi (1 Korintus 1:23). Mereka mengharapkan sosok Mesias yang perkasa, kuat, dan dapat membebaskan bangsanya dari tangan musuh. Namun, Mesias di sini bertentangan dengan apa yang mereka harapkan. Ia tumbuh sebagai taruk di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering (53:2). Kata "taruk" sama artinya dengan "tunas". Kata "taruk" dapat berarti tanaman muda yang rapuh (tender plant). Mesias lahir sebagai sosok yang rapuh, yaitu sebagai manusia biasa yang memiliki tubuh dan daging yang bisa mati. Ia tumbuh di tanah yang kering, yaitu kiasan yang mengungkapkan kondisi Galilea yang "kering" secara spiritual, politik, dan sosial. Tidak mengherankan bila Natanael bertanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46). Nazareth adalah sebuah kota di wilayah Galilea.
Mesias disebut sebagai tidak tampan dan tidak mulia, Ia tidak punya rupa yang membuat kita menginginkannya (53:2). Karena inilah, orang tidak menyangka bahwa Yesus yang diutus Allah itu adalah Mesias. Ia jauh dari harapan dan gambaran orang-orang tentang Mesias. Ia juga dihina, dihindari, penuh kesengsaraan dan kesakitan, Ia dihina dan tidak masuk hitungan (53:3). Padahal penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya, padahal orang-orang mengira Dia kena tulah, dipukul dan disakiti Allah (53:4). Nubuat ini tepat sekali digenapi waktu orang-orang menangkap Tuhan Yesus dan memberikan tuduhan bahwa Ia menghujat Allah, sehingga Ia harus dihukum mati. Akan tetapi, Dia ditikam karena pemberontakan kita, dia diremukkan karena kejahatan kita. Hajaran yang mendatangkan damai sejahtera bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan karena bilur-bilurnya kita disembuhkan (53:5). Yesus--Mesias yang dijanjikan itu--datang dengan kelemahlembutan untuk menanggung semua hukuman kita. Apakah Anda sudah belajar untuk menjadi lemah lembut dan sabar seperti Juruselamat kita?