Yesaya 58

Ibadah Palsu

14 Desember 2023
GI Wirawaty Yaputri

Ibadah seperti apa yang berkenan di hati TUHAN: Apakah TUHAN berkenan kepada ibadah yang lahir dari kerinduan dan kesungguhan hati atau kepada ibadah yang mementingkan penampilan luar dan hanya sekadar rutinitas? Jelas bahwa TUHAN berkenan kepada ibadah yang lahir dari kerinduan dan kesungguhan hati! Ibadah itu harus berlangsung secara rutin, tetapi tidak boleh menjadi sekadar rutinitas. Ibadah harus menjadi sarana untuk bertemu dengan TUHAN secara pribadi, dan pertemuan itu harus mengubah hidup kita dari waktu ke waktu. Umat Allah melakukan ibadah dari waktu ke waktu. Mereka tampak seperti bangsa yang belajar hukum-hukum TUHAN dan melakukan kebenaran (58:2). Namun, mereka sadar bahwa ada yang salah dalam ibadah yang mereka lakukan, sehingga mereka bertanya, "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak menghiraukannya?" (58:3). Mereka berpuasa dan berdoa, tetapi TUHAN tidak menjawab doa mereka. TUHAN menjawab pertanyaan mereka dengan mengatakan bahwa ibadah mereka tidak tulus dan hidup mereka tidak mencerminkan kehidupan orang yang beribadah kepada TUHAN. TUHAN berkata kepada mereka, "Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih sibuk dengan urusanmu, dan kamu menindas semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta meninju dengan sewenang-wenang. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi." (58:3-4).

Betapa anehnya bahwa orang yang berpuasa ternyata masih bekerja dan bahkan melakukan kejahatan. Puasa yang mereka lakukan tidak dilandasi oleh hati yang tulus. Mereka berpuasa sekadarnya saja atau secara asal-asalan. Di sisi lain, mereka melakukan kejahatan dengan semena-mena. Mereka berpuasa secara lahiriah dengan menundukkan kepala serta membentangkan kain karung dan abu sebagai alas tidur (58:5). Allah tidak menginginkan puasa yang demikian! Allah ingin agar orang yang berpuasa melakukannya dari hati yang mengasihi dan takut kepada Allah. Orang yang seperti ini tidak akan berpuasa kalau belum berhenti menindas orang lain dan belum memperhatkan orang miskin (58:6-7). Tuhan Yesus mengajarkan hal yang sama ketika Ia mengatakan bahwa kita harus berdamai dahulu dengan saudara kita sebelum mempersembahkan persembahan kita di atas mezbah (Matius 5:23-24). Apakah Anda setia beribadah kepada Tuhan? Apakah Anda beribadah dengan tulus hati? Apakah ibadah Anda sudah dilakukan dengan hati yang takut akan Dia?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design