Yesaya 65 adalah jawaban TUHAN atas doa yang dinaikkan orang Yehuda di pasal 63 dan 64. Meskipun mereka telah melakukan berbagai macam dosa dan penyembahan berhala, TUHAN masih mendengar doa mereka. Ia bahkan menjawab doa mereka. TUHAN ingin umat-Nya mengetahui dengan jelas apa dosa mereka di hadapan-Nya.
Pertama, umat TUHAN memberontak dan hidup mengikuti rancangan mereka sendiri. Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Itulah sebabnya, Ia berkata, "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tanganku kepada umat yang memberontak ...." (65:2). Ia setia pada perjanjian-Nya dan Ia terus-menerus mengutus nabi-nabi-Nya untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya, kepada jalan dan hukum-Nya. Justru umat-Nya yang meninggalkan Dia dan meninggalkan hukum-Nya serta melakukan apa yang menjadi keinginan mereka sendiri, tidak memikirkan apakah keinginan itu bertentangan dengan kehendak TUHAN.
Kedua, mereka menyakiti hati TUHAN dengan terus-menerus mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi sembahan bangsa-bangsa di sekitar mereka (65:3,7). Mereka duduk di kuburan-kuburan, mungkin untuk meminta petunjuk pada arwah orang mati. Mereka juga makan makanan yang haram menurut perintah TUHAN (65:4). Mereka melakukan hal-hal yang keji di mata TUHAN untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Inilah gambaran hati yang dikuasai dosa: Selalu ingin hidup mengikuti kata hati dan bukan hidup mengikuti firman Tuhan.
Ketiga, mereka menganggap diri benar meskipun sudah melakukan hal-hal keji yang dilarang TUHAN. Alangkah mengejutkan perkataan mereka, "Tetaplah di sana, jangan mendekati aku, sebab aku ini terlalu kudus bagi-Mu!" (65:5). Mereka merasa bahwa kekudusan mereka bahkan melebihi kekudusan TUHAN. Mereka merasa diri suci dan benar. Mereka tidak bertobat meskipun Allah sudah mengirim nabi-nabi-Nya untuk menegur mereka. Oleh karena itu, Allah tidak tinggal diam, Ia akan membalas pemberontakan dan dosa-dosa mereka (65:6-7, 11-12).
Sikap merasa diri benar dan suci merupakan kesombongan rohani. Alkitab mengatakan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Tidak ada manusia yang dapat berkata bahwa ia adalah orang yang suci atau benar karena di mata Tuhan, kita adalah manusia berdosa yang membutuhkan anugerah Tuhan. Sikap merasa diri cukup suci dan benar akan membuat kita tidak mau dibentuk oleh firman Tuhan karena kita merasa bahwa diri kita cukup baik, lalu akan kita hidup menurut keinginan diri kita sendiri. Apakah Anda sudah hidup dengan menaati kehendak Tuhan?