Roma 2

Murka Allah atas Kaum Agamis

3 Januari 2024
Pdt. Iwan Catur Wibowo

Setelah berbicara kepada kubu pertama, yaitu kaum kompromis atau amoral (pasal 1), Rasul Paulus berbicara kepada kubu kedua, yaitu orang-orang yang menaati standar aturan agama atau standar etika moral yang tinggi atau kaum agamis (pasal 2). Kemungkinan besar, jemaat Roma itu sebagian berlatar belakang agama Yahudi dan sebagian berlatar belakang Yunani atau Romawi yang sangat moralis. Mereka menganggap diri mereka baik, setidaknya lebih baik daripada orang lain. Mereka senang saat membaca teguran Rasul Paulus kepada kubu kaum amoral (1:18-32) karena mereka yakin bahwa mereka tidak akan menerima murka Allah. Akan tetapi, di pasal ini, Rasul Paulus menyampaikan kabar buruk bagi mereka, yaitu bahwa mereka tidak bebas dari salah dan bahwa hukuman Allah juga tertuju atas diri mereka (2:1-4).

Di pasal 2, kita menemukan tiga kesalahan kaum agamis atau moralis: Pertama, mereka menghakimi dengan menunjuk dosa orang lain tanpa kasih dan kebenaran (2:1,3). Penghakiman manusia pasti salah karena penghakiman itu tidak didasarkan pada kebenaran, tetapi pada data yang tidak utuh, baik detail situasinya, konteksnya, maupun motifnya. Hanya Allah yang bisa menghakimi dengan kasih dan kebenaran karena Ia itu Maha Tahu. Rasul Paulus menegur kubu kedua yang tidak menyadari bahwa saat menghakimi kubu lain, mereka sedang berdiri di hadapan Allah--Sang Hakim sejati--yang melihat kesalahan mereka. Kedua, mereka mengalami kepahitan. Kebencian mereka terhadap dosa orang lain melebihi kemurahan Allah yang melimpah bagi orang berdosa (2:4). Mereka memusatkan perhatian pada kekudusan Allah, tetapi meremehkan kasih dan kesabaran Allah pada orang berdosa. Mereka tidak mengerti bahwa tujuan kasih dan kesabaran Allah adalah pertobatan orang berdosa. Allah ingin agar tidak ada seorang pun yang mengalami kebinasaan kekal (2 Petrus 3:9). Ketiga, mereka mengalami kebutaan rohani. Mereka melihat dosa orang lain dengan jelas, tetapi tidak melihat dosanya sendiri. Kaum agamis dan moralis ini mudah mengeraskan hati dan sulit bertobat (2:5).

Kepada jemaat Roma yang tergolong pada kubu kedua ini, Rasul Paulus menegaskan bahwa seseorang hanya bisa diselamatkan bila dia menyadari keberdosaan dirinya serta sadar bahwa ia memerlukan solusi dari Allah melalui Injil Yesus Kristus saja. Marilah kita melakukan introspeksi diri: Bagaimana sikap Anda terhadap orang yang Anda anggap jahat? Apakah Anda seorang Kristen yang hanya memercayai seperangkat keyakinan doktrinal dan dan memusatkan perhatian pada aturan-aturan agamawi atau Anda seorang Kristen yang menyadari keberdosaan dan kebutuhan Anda akan Injil?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design