Di pasal 3, Rasul Paulus membicarakan tentang dibenarkan melalui iman saja. Ia mengemukakan bahwa fungsi hukum Taurat adalah menyatakan dosa, bukan menghapus dosa (3:19-20). Ia mengemukakan bahwa Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi telah memberi kesaksian tentang pembenaran karena iman (3:21). Rasul Paulus sadar bahwa anggota jemaat berlatar belakang Yahudi di jemaat Roma akan protes dan meminta bukti. Di pasal 4, ia memberikan bukti dengan menghadirkan dua tokoh penting dalam Perjanjian Lama, yakni Abraham dan raja Daud. Ia menunjukkan bahwa Abraham dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan. Abraham menerima keselamatan bukan sebagai upah, tetapi sebagai anugerah (4:1-5). Raja Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan bukan berdasarkan perbuatannya (4:6-8).
Rasul Paulus mengutip janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan luar biasa banyaknya dan Tuhan akan menjadikan Abraham sebagai Bapa bagi segala bangsa. Abraham beriman terhadap janji Tuhan itu walaupun hal itu terasa mustahil mengingat usianya dan usia istrinya sudah terlalu tua. Karena Abraham memercayai Tuhan dan janji-Nya, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Kejadian 15:6). Kata "memperhitungkan" ini digunakan Paulus tiga kali dalam pasal ini (Roma 4:3,22,24). Pada masa kini, istilah tersebut serupa dengan "mentransfer" ke dalam rekening seseorang. Jadi, hidup Abraham digambarkan dalam kondisi bangkrut secara rohani di hadapan Tuhan, dan iman Abraham membuat Tuhan mentransfer kebenaran-Nya ke dalam hidup Abraham.
Rasul Paulus menceritakan ulang peristiwa itu dalam pasal ini untuk menegaskan bahwa Abraham dibenarkan karena iman. Iman itu diungkapkan sebelum ia disunat dan sebelum ada hukum Taurat, sehingga ia tak mungkin dibenarkan karena tanda sunat (4:10) atau karena perbuatan menaati hukum Taurat (4:13-15). Dengan demikian, Abraham bisa menjadi leluhur banyak orang dari bangsa-bangsa tak bersunat (non-Yahudi) yang hidup di luar hukum Taurat, maupun bagi orang-orang Yahudi bersunat yang hidup di dalam hukum Taurat. Oleh karena itu, setiap orang bisa menjadi keturunan Abraham secara rohani--atau masuk ke dalam keluarga Allah--dengan imannya.
Hidup kita pun sama seperti Abraham, yaitu bangkrut secara rohani, tetapi Allah memperhitungkan iman kita kepada Kristus dan karya salib-Nya, dan mentransfer kebenaran Kristus dalam hidup kita (4:23-25). Allah tidak memberi kita syarat perbuatan baik karena kita tidak akan sanggup melakukannya dalam keberdosaan kita, dan terutama karena Kristus sudah melakukannya bagi kita.