Rasul Paulus menyebutkan bahwa semua orang (Yahudi dan non-Yahudi, berlatar belakang amoral maupun agamis) telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (3:23). Sebagai gambar Allah, semua orang telah rusak, dan ritual agama maupun perbuatan baik tak bisa memperbaikinya. Yang bisa memperbaiki hanya anugerah Allah melalui Kristus yang mati bagi kita dan melalui iman kita kepada Kristus dan karya salib-Nya. Inilah fondasi kekristenan yang ditegakkan Rasul Paulus di pasal 1-4.
Mulai pasal 5, Rasul Paulus mendirikan bangunan rumah rohani kehidupan Kristen. Ia mengawali dengan perkataan "sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman" (5:1a). Status baru sebagai orang yang dibenarkan karena iman dan sebagai anak-anak Allah membuat manusia bisa menikmati berbagai berkat rohani: Berkat pertama adalah "hidup dalam damai sejahtera dengan Allah" atau hidup dalam relasi pribadi dengan Allah (5:1b). Dulu, kita memusuhi Allah, berperang melawan Allah, dan terpisah dari Allah. Akan tetapi, perjanjian damai dengan Allah yang sudah ditandatangani dengan darah Kristus membuat kita terhubung kembali dan diperdamaikan dengan Allah, sehingga kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Berkat kedua adalah "jalan masuk oleh iman ke dalam anugerah" (5:2), yakni kita selalu diizinkan mendekati hadirat Allah yang Maha Kudus kapan saja, dalam kondisi apa saja, bahkan dalam kenajisan kita, untuk mendapat kasih karunia-Nya. Berkat ketiga adalah "bermegah dalam kesengsaraan kita" (5:3) karena kesengsaraan bisa Dia pakai untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yakni membentuk karakter tekun, tahan uji, dan pengharapan yang teguh di dalam Dia. Berkat keempat adalah "Roh Kudus ... dikaruniakan kepada kita" (5:5). Melalui Roh Kudus, Allah mencurahkan kasih-Nya kepada kita. Kasih Allah senantiasa melimpah bagi kita yang masih bisa berbuat dosa dan memastikan bahwa pengampunan-Nya tersedia secara melimpah bagi kita, sehingga memastikan terwujudnya berkat kelima, yakni "diselamatkan ... dari murka Allah" (5:9). Sedahsyat inilah berkat rohani yang dihasilkan oleh ketaatan Kristus, jauh lebih dahsyat dari kerusakan yang diakibatkan oleh ketidaktaatan Adam (5:12-21).
Itulah sebabnya, Rasul Paulus mengajak jemaat untuk "bermegah", mensyukuri kasih karunia pembenaran kita ini (5:1-2). Bahkan, di Efesus 2:8-9, ia memperingatkan kita untuk tidak bermegah karena perbuatan kita: "Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu supaya tidak ada orang yang memegahkan diri." Apakah Anda sudah menikmati berkat-berkat rohani?