Ketika jemaat pertama berdiri di Yerusalem, kemungkinan besar, seluruh anggota jemaat adalah orang Yahudi. Namun, seiring waktu, jumlah anggota jemaat non-Yahudi menjadi jauh lebih banyak, termasuk di jemaat Roma ini. Wajar bila jemaat berlatar belakang Yahudi bertanya-tanya: apakah Allah telah menolak bangsa Israel karena mereka menolak Kristus? Dalam pasal 9-11, Rasul Paulus merespons pertanyaan di atas. Ia mengawali dengan mengungkapkan kesedihannya karena umat Israel menolak Kristus, Mesias yang lahir dari keturunan bangsa Yahudi. Ia mengakui bahwa Allah telah memilih bangsa Israel untuk menyatakan Diri-Nya, rencana-Nya, dan akhirnya untuk menyatakan Yesus Kristus, Juru selamat dunia (9:1-5). Namun, Israel seakan-akan menutup mata--terhadap keistimewaan sebagai bangsa pilihan Allah--dengan menolak Yesus Kristus.
Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah tidak mungkin gagal mencapai tujuan-Nya bagi dan melalui umat Israel karena tiga alasan: Pertama, yang disebut Israel sejati ternyata bukan keturunan Abraham secara lahiriah, melainkan mereka yang mengikuti teladan iman Abraham (9:6-9). Kedua, ada orang Yahudi yang percaya pada Kristus. Mereka disebut kaum sisa (9:27). Ketiga, alasan yang paling penting adalah bahwa sejak semula, pilihan Allah atas bangsa Israil semata-mata didasarkan pada kedaulatan dan anugerah-Nya, bukan didasarkan pada perbuatan orang yang Ia pilih (9:12-18). Rasul Paulus menunjukkan berbagai bukti dari kitab-kitab Musa dan kitab para nabi, yaitu bahwa Allah memilih Ishak yang belum lahir dan bukan Ismail, Allah memilih Yakub dan bukan Esau (9:10-18), Pilihan tersebut didasarkan pada kemurahan dan belas kasihan-Nya. Dengan demikian, Rasul Paulus menegaskan bahwa penolakan mayoritas orang Yahudi terhadap Yesus Kristus tidak membuat Allah menolak Israel, tetapi justru membuka kesempatan bagi orang-orang dari bangsa-bangsa non-Yahudi untuk menjadi umat-Nya sesuai dengan nubuat nabi Hosea (9:25-26).
Apakah pemilihan Allah menunjukkan bahwa Dia tidak adil? Tidak! Dosa membuat semua orang pantas untuk dihukum seperti penduduk Sodom-Gomora (9:27-29), dan tidak ada seorang pun atau bangsa mana pun yang pantas menjadi umat pilihan Allah. Akan tetapi, kasih dan kemurahhatian Allah membuat Ia memilih bangsa Israel serta semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus menjadi umat-Nya. Pemilihan Allah seharusnya tidak membuat kita mempertanyakan keadilan Allah, melainkan membuat kita bersyukur atas kasih dan kemurahhatian Allah yang memilih kita menjadi umat pilihan-Nya. Apakah Anda sudah bersyukur atas anugerah Allah atas diri Anda?