Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menasihati kedua kubu dalam jemaat Roma agar hidup di dalam kasih sebagai buah yang sewajarnya tampak setelah mereka diselamatkan dan memiliki hidup baru melalui iman kepada Kristus. Saling mengasihi adalah wujud dari "mempersembahkan tubuh" atau "ibadah sejati" yang disebut Rasul Paulus di ayat 1. Bacaan Alkitab hari ini memuat 30 perintah yang memperlihatkan berbagai cara praktis untuk mengungkapkan kasih terhadap sesama anggota tubuh Kristus.
Rasul Paulus mengawali dengan "kasih yang tidak pura-pura" atau tanpa kemunafikan (12:9). Berdasarkan bahasa asli perkataan tersebut--yaitu bahasa Yunani--yang dimaksud adalah jangan seperti aktor yang berganti-ganti topeng, dari topeng kawan menjadi topeng musuh. Contoh kasih yang pura-pura adalah Yudas yang mencium Tuhan Yesus sekadar untuk menutupi pengkhianatannya. Rasul Paulus mendorong jemaat untuk saling mengasihi dengan tulus, saling bersabar, saling mendoakan, dan saling membantu sebagai saudara di dalam Kristus, lalu dilanjutkan dengan "membantu orang asing, memberi tumpangan", bahkan mengasihi musuh di tengah penganiayaan (12:10-17). Akhirnya, ia mendorong mereka untuk hidup dalam perdamaian dengan semua orang, yakni dengan sikap membalas kejahatan dengan kebaikan (18-21).
Paulus rindu agar setiap anggota jemaat Roma mempraktikkan hidup dalam kasih terhadap saudara seiman maupun terhadap semua orang, dan memandangnya sebagai kesempatan bagi Injil untuk menyentuh hati orang lain, dan menyelamatkan mereka. Dengan kekuatan sendiri tentu mereka tidak mampu, tapi dengan pertolongan Tuhan mereka akan mampu. Selama mereka mengijinkan kasih Allah memenuhi hati mereka, mereka tidak akan kesulitan untuk saling menunjukkan kasih di dalam jemaat serta hidup damai dengan semua orang di luar jemaat, bahkan tidak membalas kejahatan orang yang memusuhi mereka. Jika jemaat Roma yang majemuk, dari berbagai latar belakang etnis dan status sosial bisa mempersembahkan segenap hidup mereka untuk saling mengasihi, maka jemaat pasti bisa menjadi berkat di tengah masyarakat kota Roma yang majemuk.
Gereja hari ini juga harus hidup dalam kasih dan berusaha hidup damai dengan semua orang. Berupayalah secara maksimal dengan kekuatan Tuhan. Kadang-kadang kita berhasil, kadang-kadang kita bisa gagal. Di saat gagal, bila kita telah mempersembahkan segenap hidup kita, kita berhasil untuk tidak menjadi serupa dengan dunia, bahkan kita berhasil memuliakan Allah serta memberi dampak positif di tengah dunia.