Roma 14:1-12

Pusatnya adalah Kristus, Bukan Kita

18 Januari 2024
Pdt. Iwan Catur Wibowo

Jemaat Roma pecah karena perbedaan pandangan menyangkut aturan tentang makanan dan hari ibadah. Jemaat keturunan Yahudi meyakini bahwa hari Sabat (Sabtu) adalah hari terbaik untuk beribadah, dan bahwa aturan hukum Taurat mengenai makanan haram harus ditaati. Jemaat keturunan non-Yahudi meyakini bahwa hari kebangkitan Kristus (Minggu) adalah hari terbaik untuk beribadah, dan bahwa tidak ada makanan yang haram bagi orang Kristen. Meskipun dua hal ini tidak terkait dengan keselamatan dalam iman Kristen, Rasul Paulus tetap menyikapi isu ini dengan serius.

Dalam kedua kasus di atas, Rasul Paulus menekankan bahwa tidak ada pihak yang benar atau yang salah. Ia memakai istilah pihak "yang kuat dan yang lemah imannya" (14:1,2), untuk mengingatkan bahwa mereka masih saudara seiman meskipun berbeda pandangan. Ia lebih memilih menyoroti sikap menghakimi di antara mereka--sebuah sikap buruk akibat menjadikan kesalehan dan kepentingan diri sebagai pusat--sebagai acuan untuk menilai orang lain. Rasul Paulus mengingatkan bahwa yang semestinya menjadi pusat atau acuan pola pikir dan perilaku jemaat adalah Kristus, karena baik hidup atau mati, mereka adalah milik Kristus (14:6-9), Tuhan sudah memerdekakan mereka dari hukum Taurat. Rasul Paulus memperingatkan bahwa mereka semua harus mempertanggungjawabkan pandangan masing-masing di hadapan takhta pengadilan Allah (14:10-12), sehingga keliru sekali jika mereka menempatkan diri sebagai hakim yang menghakimi saudara seiman mereka.

Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihati mereka agar "menerima orang yang lemah imannya" karena orang itu tetap saudara seiman dan Allah sudah menerima orang itu (14:1,3). Yang lebih penting, mereka harus mengubah pusat hidup dan motivasi kesalehan mereka, bukan untuk membuktikan bahwa mereka lebih benar daripada orang lain, melainkan untuk mempertanggungjawabkan hidup mereka di hadapan Allah (14:12). Nasihat Rasul Paulus ini menegaskan pentingnya hidup di dalam Injil, bukan di dalam agama. Kita diselamatkan bukan karena pilihan makanan kita atau hari-hari ibadah kita atau karena perbuatan baik kita, melainkan karena anugrah Allah, karena perbuatan baik Kristus yang sempurna di kayu salib.

Gereja hari ini bisa terancam pecah karena perbedaan keyakinan tentang hal-hal yang tidak prinsip. Kita cenderung bersikap menghakimi saudara seiman yang berbeda pandangan dengan kita. Oleh karena itu, nasihat Rasul Paulus di sini penting bagi kita. Apakah Anda bersedia untuk saling menerima dan berusaha hidup memuliakan Kristus?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design