1 Korintus 11:1-16

Mengutamakan Kesatuan dan Kesopanan

6 Februari 2024
GI Mario Novanno

Tentang tudung--atau penutup--kepala dan panjang rambut, Rasul Paulus sebenarnya mengajar orang percaya untuk berpenampilan dan berperilaku terhormat dalam budaya mereka sendiri (11:16). Di banyak budaya, rambut panjang bagi pria dianggap pantas dan maskulin. Akan tetapi, di kota Korintus, rambut panjang bagi pria adalah ciri pelacur pria di kuil dewa-dewi orang Korintus. Sebaliknya, perempuan berambut pendek merupakan ciri pelacur wanita. Rasul Paulus menasehati wanita Kristen di Korintus untuk menjaga agar rambutnya tetap panjang. Karena rambut pendek bagi perempuan adalah ciri pelacur, perempuan Kristen berambut pendek akan sulit menjadi saksi Kristus yang dapat dipercaya. Demikian pula dengan pria berambut panjang. Perhatian utama Rasul Paulus di sini adalah masalah kepatutan dalam beribadah, khususnya masalah kesopanan/ketidaksopanan. Masalah ini harus kita lihat berdasarkan konteks budaya pada masa itu.

Bagi pembaca zaman sekarang, tudung kepala yang dibahas oleh Rasul Paulus dalam bagian ini terkesan remeh. Namun, tidak demikian bagi jemaat Korintus pada waktu itu. Masalah tudung kepala menjadi persoalan besar karena ada dua latar belakang budaya yang saling bertabrakan. Wanita Yahudi selalu menutupi kepala mereka saat beribadah. Memperlihatkan kepala di depan umum bagi wanita adalah tanda ketidaksopanan. Sebaliknya, perempuan Yunani sudah terbiasa beribadah tanpa tudung kepala. Dalam surat ini, Rasul Paulus berbicara tentang perpecahan dan kekacauan dalam gereja, yang antara lain disebabkan oleh masalah panjang rambut dan tudung kepala. Solusi yang diberikan Rasul Paulus datang dari keinginannya akan persatuan di antara anggota gereja dan kepantasan dalam ibadah.

Jika apa yang kita lakukan bisa membuat orang lain tersinggung atau bisa melemahkan semangat orang percaya yang lain, apalagi jika sampai memecah belah gereja, maka sudah sepatutnya bila kita mengubah kebiasaan kita demi menjaga, bahkan meningkatkan, kesatuan gereja. Rasul Paulus meminta para wanita yang tidak mengenakan tudung kepala untuk memakainya, bukan karena hal itu diperintahkan dalam Alkitab, namun karena hal itu bisa mencegah jemaat terpecah belah oleh masalah sepele yang bisa mengalihkan pikiran jemaat dari Kristus. Rasul Paulus tentu tidak sedang mengajarkan bahwa kita harus menerapkan semua praktik budaya, namun kita harus menghindari penampilan dan perilaku yang menghalangi tercapainya tujuan akhir kita untuk menjadi saksi yang dapat dipercaya dan diandalkan bagi Tuhan Yesus. Apakah Anda sudah berusaha memperagakan iman Kristen kepada masyarakat di sekeliling Anda?

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design