Kesadaran akan identitas-Nya membuat Tuhan Yesus tidak ragu-ragu saat mendapat tekanan atas sikap-Nya menyangkut masalah puasa dan masalah hari Sabat. Saat banyak orang melontarkan kritik karena murid-murid Tuhan Yesus tidak berpuasa, padahal murid-murid Yohanes Pembaptis dan orang-orang Farisi berpuasa, Tuhan Yesus tanpa ragu-ragu menjawab bahwa Dia memiliki identitas yang berbeda dengan orang lain. Kebersamaan para murid Kristus dengan Sang Guru membuat para murid tidak perlu berpuasa! Oleh karena itu, membandingkan para murid Tuhan Yesus dengan para murid Yohanes Pembaptis jelas merupakan perbandingan yang tidak setara. Waktu berpuasa bagi para murid Tuhan Yesus adalah setelah Tuhan Yesus naik ke surga, bukan saat Ia bersama-sama dengan mereka. Saat orang-orang Farisi mengkritik para murid Tuhan Yesus--yang memetik bulir gandum pada hari Sabat--berdasarkan keyakinan orang-orang Farisi tentang aturan Sabat, Tuhan Yesus dengan tegas menyatakan bahwa diri-Nya berhak menafsirkan aturan Sabat, dan bahwa Aturan Sabat diberikan Allah untuk kepentingan manusia, bukan untuk mengekang. Kesadaran akan identitas-Nya membuat sikap Tuhan Yesus tidak tergoyahkan oleh komentar orang lain.
Memahami identitas itu amat penting. Umat Allah memiliki dua identitas, yaitu identitas sebagai warga negara dan identitas sebagai warga Kerajaan Allah. Secara umum, identitas kita sebagai warga negara terlihat dari data yang tertulis dalam KTP, sedangkan identitas kita sebagai warga Kerajaan Allah harus kita gali dari firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Pemahaman tentang identitas yang kita miliki akan membuat kita memahami warisan yang kita miliki sebagai anak-anak Allah dan tugas yang harus kita kerjakan sebagai warga Kerajaan Allah. Ketidakpahaman terhadap identitas sebagai warga Kerajaan Allah membuat banyak orang percaya tidak melaksanakan tanggung jawabnya, bahkan hidup serupa dengan dunia ini. Kita perlu memahami dan meyakini bahwa saat kita memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang telah menebus dosa kita, kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah dan mewarisi janji-janji yang tertulis dalam Alkitab. Janji-janji itu harus kita kenali dan harus menjadi pegangan hidup kita supaya janji-janji itu bisa berpengaruh terhadap kehidupan kita. Oleh karena itu, kita harus setia membaca, mendengar, mempelajari, menghafal, dan merenungkan firman-Nya. Apakah Anda sudah berusaha mengenal identitas yang Anda miliki di dalam Yesus Kristus? Apakah Anda sudah menyesuaikan kehidupan Anda dengan identitas yang Anda miliki di dalam Kristus itu?