Sumber utama pertengkaran--bahkan peperangan--adalah perasaan diperlakukan tidak adil. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa melihat cara Allah mewujudkan keadilan dalam dunia yang tidak adil. Allah menyadari bahwa manusia bukan makhluk yang sempurna. Adakalanya, secara tidak disengaja, manusia melakukan kesalahan yang berakibat fatal seperti mengakibatkan kematian. Allah tahu bahwa penilaian manusia bisa salah. Orang yang dikuasai emosi sering tidak menilai fakta secara objektif, melainkan berdasarkan emosi yang meluap-luap. Bila seseorang membunuh secara tidak disengaja, lalu si pembunuh itu dibunuh oleh pembunuh kedua dari pihak korban, pihak pembunuh pertama bisa merasa diperlakukan tidak adil, lalu membalas membunuh pembunuh kedua. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya balas-membalas secara terus-menerus.
Allah Israel itu baik dan adil. Ia memberikan hukum untuk mewujudkan keadilan dan kedamaian (Keluaran 21-22). Melalui Musa, Ia memberi peraturan tentang kota perlindungan agar umat-Nya--yang akan mendiami Tanah Perjanjian--hidup dengan damai, bukan dalam pertumpahan darah akibat pembalasan yang menajiskan Tanah Perjanjian, tempat Allah berdiam di tengah umat-Nya (Bilangan 35:33-34). Kota perlindungan disediakan bagi mereka yang melakukan pembunuhan secara tidak sengaja atau yang perkaranya belum mendapat kepastian hukum. Tentu saja, hal ini bukan berarti bahwa setiap orang bisa berlindung di sana, karena mereka harus lebih dahulu membawa perkaranya kepada tua-tua kota yang merupakan seorang Lewi (Bilangan 35:6). Allah telah menentukan enam kota sebagai kota perlindungan: Tiga kota di sebelah timur sungai Yordan dan tiga kota di sebelah barat sungai Yordan. Adanya enam kota perlindungan itu dimaksudkan agar mereka yang melakukan kesalahan tanpa disengaja dapat melarikan diri ke kota perlindungan terdekat. Tujuan utama didirikannya enam kota perlindungan itu bukan untuk kepentingan individu, tetapi demi terwujudnya umat Allah yang damai.
Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajarkan, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Matius 5:9). Hidup damai adalah identitas umat Allah. Hidup damai terwujud bila kita bersikap adil, tidak saling curiga atau merasa diperlakukan tidak adil. Sebagai umat Allah, gereja harus menjadi tempat perlindungan dan tempat orang mencari kedamaian. Apakah Anda merupakan pembawa damai? Apakah Anda berani menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang berusaha mencari perlindungan?