Yosua menyadari bahwa usianya semakin lanjut dan ajalnya semakin mendekat. Yosua berharap agar bangsanya tetap mengikut TUHAN (23:8). Akan tetapi, masih banyak orang Kanaan yang tinggal di tengah-tengah mereka. Yosua mengingatkan mereka untuk waspada agar jangan sampai pergaulan dengan bangsa Kanaan membuat mereka meninggalkan TUHAN (23:7). Dia mengingatkan bahwa ada tiga hal yang perlu dipegang teguh oleh bangsa Israel: Pertama, mereka harus mengingat bahwa Allah telah menepati janji-Nya, bahkan Allah telah berperang bagi mereka (23:3-5, 9-10, 14). Kedua, mereka harus memelihara dan melakukan firman Tuhan (23:6). Ketiga, ada konsekuensi yang harus ditanggung bila mereka menjauhi Tuhan (23:13,16).
Saat ini, umat Tuhan hidup dalam dunia yang jahat, yang terus berupaya agar umat Tuhan tidak terus beriman kepada TUHAN. Dunia berusaha mengerdilkan iman umat TUHAN. Peringatan Yosua kepada umat Israel juga merupakan peringatan bagi umat TUHAN pada masa kini, yaitu agar kita waspada terhadap pengaruh dunia yang berusaha menjatuhkan iman kita. Perhatikanlah hal-hal berikut ini:
Pertama, sebagaimana Yosua mengingatkan karya Allah dalam kehidupan bangsanya, kita juga perlu terus mengingat karya Allah dalam hidup kita, terutama karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib bagi kita. Apakah Anda sering mengingat dan mengucap syukur kepada Allah atas karya-Nya dalam hidup Anda?
Kedua, kita harus berusaha mempelajari dan melakukan firman Tuhan. RC Sproul mengatakan bahwa orang yang mengaku tidak pernah belajar teologi sebenarnya belajar teologi, tetapi dengan cara yang tidak benar. Bila kita tidak sungguh-sungguh mempelajari firman Allah, pemahaman kita tentang Allah dan ciptaan-Nya akan kita peroleh dari luar Alkitab, sehingga pikiran kita akan dipenuhi dengan cara pandang dunia yang tidak benar. Hal itu berarti bahwa kita sedang belajar teologi dengan cara yang tidak benar. Filsafat dunia yang kita serap melalui opini, berita, iklan, dan sebagainya umumnya bersumber dari orang yang tidak mengenal Allah. Sadarilah bahwa pemikiran yang kelihatannya benar mungkin saja sebenarnya salah. Secara langsung maupun tidak langsung, pemikiran yang salah bisa memengaruhi iman kita, sehingga kemudian membuat kita meragukan firman Allah serta meragukan kehadiran Allah. Apakah Anda telah membuka pikiran Anda untuk dibentuk oleh firman Allah?
Ketiga, dosa bukan hanya memiliki konsekuensi terhadap diri kita, tetapi juga terhadap komunitas kita. Apakah Anda telah berusaha menghindari dosa dan hidup dalam kekudusan?