Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak bisa menghindari terjadinya cap atau penilaian terhadap keadaan seseorang. Penilaian baik atau buruk akan memengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap orang itu. Penilaian itu kadang-kadang bisa melekat pada diri seseorang sampai bertahun-tahun. Yefta pun mendapat cap karena latar belakangnya. Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan bahwa ayah Yefta bernama Gilead dari suku Manasye, sedangkan ibunya adalah seorang perempuan sundal (11:1). Kemungkinan, kedua orang tuanya tidak pernah menikah secara resmi. Sekalipun demikian, Gilead tetap membawa dan membesarkan Yefta di rumahnya bersama dengan anak-anaknya yang dilahirkan oleh istri yang sah.
Sayang, latar belakang Yefta sebagai anak seorang perempuan sundal membuat ia dibenci oleh saudara-saudara tirinya. Saudara-saudaranya itu takut bahwa ia akan berebut warisan dengan mereka, sehingga mereka mengusir Yefta dari rumah mereka (11:2,7). Akan tetapi, kenyataan sebagai anak perempuan sundal yang diusir dari rumah ayahnya tidak membuat Yefta terpuruk. Alkitab menggambarkan Yefta sebagai seorang pejuang yang gagah perkasa (11:1a). Di mata banyak orang, ia merupakan pemimpin dari orang yang luntang lantung dan mencari kesempatan untuk merampok (11:3). Akan tetapi, akhirnya, Tuhan memakai Yefta untuk menjadi pemimpin dan panglima yang memimpin umat Israel untuk berperang dan mengalahkan bani Amon (11:12-28).
Yefta yang telah ditolak atau dibuang oleh keluarganya ternyata diangkat oleh Tuhan untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya dan menjadi berkat bagi umat Israel. Pengalaman Yefta ini mungkin serupa dengan pengalaman sebagian orang. Kita mungkin diperlakukan dengan tidak baik karena status kita dianggap lebih rendah, baik secara ekonomi maupun sosial, padahal kita tidak bisa menolak status yang sudah melekat pada diri kita sejak kita dilahirkan. Apakah perlakuan negatif yang pernah Anda terima di masa lampau membuat Anda menyerah dan putus asa? Apakah penilaian orang lain terhadap diri Anda membuat Anda menganggap diri Anda tidak berharga? Apakah Anda meyakini bahwa kondisi Anda saat ini terbentuk atas seizin Tuhan dan Tuhan bisa memakai diri Anda untuk menjadi berkat bagi banyak orang? Apakah Anda sudah bersyukur atas apa yang telah Allah karuniakan kepada diri Anda? Apakah Anda sudah berusaha mengembangkan karunia yang telah Anda terima untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat dengan berusaha menolong sesama yang membutuhkan pertolongan?