Rabu, 21 Januari 2015
Bacaan Alkitab hari ini: Amsal 20
Dalam Alkitab, kita sering menemukan kata “setia” yang dikaitkan dengan kata “kasih”. Kedua kata ini memiliki makna yang dalam.
Kesetiaan berasal dari kata Ibrani Emet yang berarti “kekokohan”. Kata ini juga dapat diartikan sebagai “dapat dipercaya”, “stabil” dan juga “kebenaran”. Tuhan adalah “Yang Setia dan Yang Benar” (Wahyu 19:11). Setia adalah sifat Ilahi (misalnya lihat Mazmur 25:10).
Kesetiaan yang sesungguhnya adalah jarang, tetapi kesetiaan yang palsu—sebagaimana sifat palsu yang lain—sering kita jumpai (Amsal 20:6). Jarang ada orang yang menunjukkan kesetiaan dan kasih. Banyak orang mengaku mempunyai kebaikan tertentu, tetapi sebenarnya hanya berpura-pura saja karena sebenarnya ia tidak setia. Kesetiaan dan kasih menyangkut semua segi kehidupan seseorang. Orang yang setia rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada satu pun sapaan yang lebih berarti dan lebih menyejukkan daripada sapaan Tuhan ketika kita menghadap Dia, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; …. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).
Penerapan bagi kita pada masa kini jelas sekali, yaitu bahwa kita harus bertanya, “Bagaimana kesan orang lain terhadap diri kita? Apakah perkataan kita cocok dengan perbuatan kita? Apakah kita sungguh-sungguh melakukan kehendak Tuhan? Bagaimana kita dapat menyatakan integritas dan kesetiaan dalam semua segi kehidupan kita, termasuk pernikahan kita? Bagaimana kita bisa setia dalam perkara kecil? Apakah kita selalu menepati janji? Itulah beberapa pertanyaan yang dapat kita ajukan kepada diri kita sendiri untuk mengukur apakah kita adalah orang yang setia atau bukan. Kiranya Tuhan menolong kita! [LM]
Amsal 20:6
“Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”