Salah satu peran orang tua dalam keluarga adalah sebagai pendidik dan teladan bagi anak-anaknya. Paling tidak, orang tua mengajar dan membimbing kerohanian anak-anak mengenai pemahaman iman mereka tentang Tuhan. Eli, sebagai seorang ayah sekaligus pemimpin rohani, tentu sangat mengerti apa yang harus ia lakukan untuk mendidik anak-anaknya (bandingkan Ulangan 6:1-25). Akan tetapi, Eli gagal mendidik dan mendisiplin anak-anaknya untuk hidup dalam takut dan hormat akan TUHAN. Puncak kegagalan Eli dan anak-anaknya disebut dengan jelas, "...siapa yang menghormati Aku akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina-Ku akan dipandang rendah." (1 Samuel 2:30b). Perkataan yang keras ini disampaikan karena Eli membiarkan anak-anaknya berlaku tidak menghormati TUHAN (2:22-25). Selain itu, Eli melakukan korupsi dengan menerima dan menikmati hasil persembahan kurban yang diambil oleh anak-anaknya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila abdi Allah yang menegur Eli berkata, "engkau memandang rendah ..., kamu sekalian menggemukkan diri ...." Yang paling ironis adalah bahwa Eli menghormati anak-anaknya lebih daripada menghormati TUHAN (2:29).
Jika Eli adalah pemimpin rohani yang baik, ia pasti prihatin dan berduka atas apa yang telah dilakukan anak-anaknya dan memerintahkan mereka untuk segera bertobat dan memberi hukuman sebagai konsekuensi atas perbuatan anak-anaknya. Sayangnya, Eli hanya menegur anak-anaknya dengan lembut. Dia tidak bersikap tegas dan terkesan hanya sebatas menegur sebagai basa-basi. Eli kehilangan otoritas, integritas, dan pengaruhnya, baik dalam pandangan anak-anaknya maupun dalam pandangan TUHAN. Akibatnya Eli, Hofni dan Pinehas, serta keturunan mereka harus menerima hukuman Tuhan: Pertama, TUHAN membatalkan perjanjian-Nya yang menyatakan bahwa keturunan Eli akan melayani Tuhan selamanya (bandingkan dengan Keluaran 29:9; 40:15; Bilangan 25:10-13). Kedua, TUHAN membuat keturunan Eli mati pada usia muda (1 Samuel 2:31b). Ketiga, TUHAN menghukum Eli dan membuat Hofni dan Pinehas mati pada hari yang sama (2:31a,34). Keempat, TUHAN membiarkan beberapa keturunan Eli hidupnya merana dan akan mengemis pekerjaan di Kemah Suci untuk mendapatkan makanan (2:36). Penghukuman Allah itu sangat mengerikan! (Ibrani 10:31).
Ketika orang tua meremehkan sikap hidup takut akan Tuhan dan menjadikan anak-anak lebih dari segalanya daripada Tuhan, dapat dipastikan bahwa anak-anaknya akan menjadi orang yang hidupnya liar. Sebagai orang tua, apakah Anda lebih menghormati Tuhan dan lebih mengutamakan kebenaran daripada kenyamanan keluarga?