Bacaan Alkitab hari ini membahas transisi dari kepemimpinan Samuel kepada kepemimpinan Saul atau dari kepemimpinan hakim kepada kepemimpinan raja, dari sistem teokrasi kepada sistem monarki, dari kerajaan Allah kepada kerajaan manusia. Terlihat jelas bahwa orang Israel yang telah dipimpin oleh Samuel dalam rentang waktu yang cukup lama akhirnya menuntut untuk dipimpin oleh seorang raja. Sebenarnya, permintaan mereka tidak salah karena Tuhan sendiri mengemukakan bahwa Dia akan mengangkat seorang raja bagi Israel (bandingkan Kejadian 17:6,16; 35:11; 49:10; Ulangan 17:14-15). Sayangnya, motivasi tuntutan mereka adalah penolakan terhadap posisi TUHAN sebagai raja mereka. Mereka lebih memilih apa yang mereka mau daripada mengikuti kehendak TUHAN. Mereka ingin bebas dari otoritas kepemimpinan Allah. Selain itu, ada beberapa faktor penunjang atas permintaan tersebut, yaitu: Pertama, kedua anak Samuel—Yoel dan Abia—tidak hidup seperti ayah mereka. Mereka melayani untuk mencari keuntungan, menerima suap, dan menghakimi rakyat secara tidak adil. Kedua, orang Israel menganggap Samuel sudah tua, sehingga perlu dicari pengganti yang lebih baik, yaitu seorang raja. Ketiga, orang Israel ingin meniru bangsa-bangsa lain yang memiliki raja yang melindungi, menghakimi dan memimpin mereka dalam perang (8:5,20).
Permintaan orang Israel itu mengesalkan hati Samuel. Akan tetapi, TUHAN meminta Samuel untuk mengabulkan permintaan mereka. TUHAN memperingatkan mereka mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu raja yang mereka minta akan mengambil apa yang mereka miliki, yaitu anak-anak lelaki dan perempuan, hasil kebun dan ladang, ternak, serta hamba laki-laki dan perempuan mereka (8:10-17; bandingkan dengan Ulangan 17:14-20). Melalui bacaan Alkitab hari ini, kita belajar untuk memperhatikan dan mempertimbangkan apa yang kita minta ketika kita berdoa kepada Tuhan: Pertama, kita harus mempertimbangkan kehendak Tuhan mengenai apa yang kita minta. Kedua, kita harus mempertimbangkanlah kesiapan kita untuk menerima konsekuensi atas jawaban doa yang kita panjatkan.Ketiga, kita harus mempertimbangkan apakah kita makin beriman kepada-Nya atau kita sedang memaksakan kehendak kita agar Tuhan menuruti apa yang kita mau.
Apakah Anda selalu mempertimbangkan dengan serius sebelum mengajukan suatu permintaan kepada Tuhan? Datanglah ke hadapan Tuhan dengan terlebih dahulu merendahkan diri serta mencari kehendak Tuhan (Matius 6:33; 1 Yohanes 5:14-15). Percayalah bahwa Tuhan akan menjawab dengan memberi yang terbaik bagi diri Anda!