Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah yang dialami Daud sebelum ia bertakhta sebagai raja atas Israel secara resmi. Meskipun Saul masih menjabat sebagai raja atas Israel, pengaruhnya mulai berkurang, dan Daud menjadi kambing hitam: Pertama, Saul memerintahkan semua pegawainya serta Yonatan—anaknya—bahwa Daud harus dibunuh (19: 1-7). Namun Daud terluput dari rencana jahat ini karena Yonatan mengasihi Daud dan berusaha membela Daud di hadapan ayahnya. Yonatan memberikan dua alasan kuat kepada Saul: (1) Daud tidak pernah berbuat dosa terhadap Saul bahkan melayani Saul dengan setia; (2) Daud seorang yang telah mempertaruhkan nyawanya dan memberikan kemenangan besar bagi Israel dengan mengalahkan musuh-musuh Israel. Argumen Yonatan membuat Saul bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh." (19:6). Kedua, Ketika Daud sedang memainkan kecapinya, Saul melempar tombaknya ke arah Daud, tetapi Daud dapat mengelak dan segera kabur (19:8-10). Ketiga, Saul menyerang Daud di rumahnya, tetapi Mikhal—istri Daud—menyelamatkannya (19:11-17). Keempat, Saul mengejar Daud sampai di Nayot, dekat Rama. Ia mengirim utusan untuk menangkapnya. Saat anak buah Saul sampai di Rama, Roh Allah turun ke atas mereka dan mereka kepenuhan seperti nabi (menari-nari dan berteriak-teriak). Saul mengirim sekelompok utusan lain, tapi hal yang sama terjadi pada mereka. Saul mengirim utusan ketiga, tapi hasilnya tetap sama. Akhirnya Saul memutuskan untuk pergi sendiri ke Rama. Dalam perjalanannya, Roh turun ke atasnya, dan dia juga bernubuat. Roh Allah mencegah Saul dan utusannya untuk mengejar Daud (19:18-24).
Saul adalah gambaran dari semua orang yang menolak Tuhan. Peristiwa Saul kepenuhan Roh Allah menunjukkan bahwa orang yang mengalami pengalaman rohani luar biasa belum tentu hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Daud selalu menjaga relasinya dengan Tuhan. Sikap Saul tidak membuat ia kecewa kepada Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan menyertai dan memegang kendali atas hidupnya. Saat kita mengalami bahaya atau ancaman maut, Tuhan dapat memakai orang-orang di sekitar kita untuk membantu dan menolong kita. Tuhan sanggup melindungi orang yang dikasihi-Nya. Tuhan Yesus berkata, "Tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang." (Lukas 21:18). Hal ini seharusnya menyadarkan kita bahwa hidup kita ada di bawah kendali Tuhan. Tidak ada sesuatu pun yang akan terjadi tanpa seizin Tuhan. Bagaimana Anda membangun kehidupan yang saleh? Seberapa besar waktu yang Anda berikan kepada Tuhan setiap hari untuk membangun relasi Anda dengan Dia?