Berlari dan terus berlari mencari tempat berlindung tentu sangat melelahkan. Daud menyelinap lari dari Gat ke gua Adulam. Di tempat ini, kita menyelami tentang iman, doa, dan pergumulan Daud dalam Mazmur 57 dan 142 yang ditulisnya. Daud percaya bahwa ia mendapat perlindungan TUHAN sampai masalah mereda. Bagi sebagian orang, tempat persembunyian Daud hanyalah gua biasa. Akan tetapi, bagi Daud, gua itu adalah tempat kudus Allah. Hidup sebagai buronan seperti berada di penjara, tetapi Daud percaya bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya dan memberinya takhta dan kerajaan. Ketika seluruh keluarga Daud mengetahui keberadaannya di gua Adulam, mereka pergi menyusul untuk memberi perhatian dan dukungan. Akan tetapi, Daud mengkhawatirkan keselamatan mereka jika mengikuti dia. Oleh sebab itu, Daud pergi ke Mizpa dan meminta raja Moab melindungi mereka sampai Daud memahami kehendak Tuhan baginya. Selang beberapa waktu, muncullah seorang nabi bernama Gad yang memerintahkan Daud untuk pergi ke tanah Yehuda.
Daud tidak mempertanyakan atau meragukan pernyataan nabi Gad. Ia langsung pergi ke tempat yang sudah ditunjukkan kepadanya dan masuk ke hutan Keret. Perhatikan bahwa Daud ingin belajar dari apa yang akan Allah lakukan baginya. Daud tidak mencari atau memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi ia taat pada kehendak TUHAN. Daud bisa saja mencari alasan untuk tetap di tinggal di Moab karena Moab terasa aman dan ada jaminan pemeliharaan dan perlindungan dari raja Moab. Daud berbeda dengan Saul yang tidak mau belajar mencari kehendak Allah dalam hidupnya. Saul menantang dan melawan kehendak Allah. Hal ini terlihat dari cara Saul menyelesaikan masalah ketika mendengar isu yang disampaikan oleh Doeg, bahwa imam Ahimelekh telah melakukan tindakan makar. Saul marah dan akhirnya membantai keluarga imam Ahimelekh dan imam-imam lainnya yang berjumlah delapan puluh lima orang melalui tangan Doeg. Saul kehilangan akal sehatnya dan ia menjadi orang yang sangat kejam. Kita juga bisa melihat kesetiaan dan ketaatan imam Ahimelekh kepada Allah. Dengan berani, ia membela Daud di hadapan Saul.
Daud dan Ahimelekh telah belajar untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka, sekalipun mereka harus mempertaruhkan nyawa mereka. Apakah Anda memiliki kerinduan untuk mengenal kehendak Allah dalam hidup Anda? Apakah Anda bersedia menaati kehendak Allah, sekalipun itu sulit? Semoga kita memiliki kepekaan untuk mencari kehendak Allah dalam hidup kita, makin mengenal rencana-Nya secara utuh, dan taat mengikuti Dia setiap hari?