Karakter kelemahlembutan adalah kemampuan untuk merespons kejahatan tanpa membalas dengan kata-kata kasar. Ia dengan lembut menguasai lidah dan emosinya. Bersikap lemah lembut bukan berarti hanya bisa diam dan menerima kondisi teraniaya. Orang yang lemah lembut bisa bersikap tegas dan marah, tetapi ia melakukan hal itu dengan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat. Di pasal ini, Daud menyelamatkan nyawa Saul sekali lagi. Walaupun memiliki peluang yang mirip dengan saat di gua Adulam (1 Samuel 24), Daud tidak mau membunuh Saul. Ketika malam tiba, Daud dan Abisai menyelinap masuk ke tengah-tengah perkemahan Saul yang berada di bukit Hakhila. Saul sedang tidur di tengah perkemahan. Artinya, Saul dijaga dengan sangat ketat oleh pasukannya. Akan tetapi, Daud berhasil menyelinap. Abisai menawarkan diri untuk membunuh Saul, tetapi Daud mencegah dengan berkata: "Jangan binasakan dia! Sebab siapakah yang dapat melayangkan tangannya terhadap orang yang diurapi TUHAN dan bebas dari hukuman?" (26:9). Daud hanya mengambil tombak dan kendi Saul, lalu mereka pergi. Aneh sekali bahwa tidak ada yang melihat perbuatan mereka dan tidak ada yang terbangun. Jelas bahwa TUHAN membuat mereka tertidur nyenyak.
Dalam kisah ini, Daud menunjukkan sikap kelemahlembutannya. Ia dengan sabar menantikan maksud dan rencana Tuhan atas dirinya, dan ia tetap melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Daud telah belajar dari pengalamannya dengan Nabal agar jangan sampai ia gegabah mengambil sesuatu dengan tangannya sendiri. Daud yakin bahwa TUHAN memberi upah kepada semua orang yang berbuat benar, bahkan TUHAN bisa membuat musuh-musuh Daud berdamai dengannya (Amsal 16:7). Saat mengetahui apa yang terjadi semalam, Saul sekali lagi mengaku bersalah kepada Daud dan berkata: "Aku telah berdosa. Pulanglah, anakku Daud. Aku tidak akan berbuat jahat lagi kepadamu, karena nyawaku hari ini berharga di matamu. Sungguh, aku telah bertindak bodoh dan keliru sama sekali." (26:21).
Sebagai orang Kristen, kita perlu meniru sikap lemah lembut Daud yang menyelamatkan Saul untuk kedua kalinya. Ketika kita bertindak sendiri, sesungguhnya kita sedang menunjukkan sikap tidak memercayai Tuhan. Membalas berarti memperpanjang konflik dan menghilangkan kesempatan untuk membuat kita hidup berdamai dengan musuh kita. Saat Anda tergoda untuk menuntut balas atas kejahatan seseorang, apakah Anda bersedia mengurungkan niat Anda dan menyerahkan pembalasan kepada Tuhan?