Impian terbesar prajurit yang telah menyelesaikan tugas negara adalah bertemu dengan anggota keluarga. Setelah lama berpisah, pasti ada rasa haru dan rindu yang tak terbendung. Daud dan orang-orangnya pun sangat bersukacita saat mereka diminta pulang dari Afek ke Ziklag oleh raja Akhis. Sesampainya di sana, ternyata kota mereka sudah dibakar dan dijarah habis oleh orang-orang Amalek. Istri serta anak-anak mereka—anak laki-laki maupun perempuan, termasuk kedua istri Daud—telah ditawan. Segenap penduduk kota Ziklag sangat berduka karena kehilangan orang-orang yang mereka kasihi. Rasa duka membuat rakyat menyalahkan Daud dan hendak melemparinya dengan batu. Di tengah situasi yang kurang kondusif, Daud meminta petunjuk Tuhan, "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Dapatkah mereka kususul?" (30:8). Jawaban TUHAN menguatkan Daud untuk mengejar musuh. Tuhan memakai seorang pemuda Mesir, budak orang Amalek, untuk menjadi petunjuk jalan bagi Daud dan pasukannya, sehingga mereka bisa menyusul dan memerangi orang Amalek. Mereka berhasil merebut kembali anggota keluarga mereka, termasuk harta benda yang dirampas orang Amalek.
Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan beberapa prinsip dari kehidupan Daud yang senantiasa melakukan segala sesuatu dengan cara TUHAN, antara lain: Pertama, Daud memulai bersama dengan TUHAN. Kebersamaan dengan TUHAN membuat ia menemukan kekuatan di dalam Tuhan. Ia tidak akan salah melangkah dalam melakukan kehendak-Nya dan ia bertindak berdasarkan firman Tuhan secara tepat. Kedua, Daud melibatkan Tuhan dalam semua yang akan ia lakukan. Bagian ini amat penting untuk diingat, yaitu bahwa Tuhan bukan hanya harus dilibatkan di awal, tetapi juga setiap saat. Ketiga, Daud melakukan seperti apa yang Tuhan lakukan, yaitu mengasihi seperti Tuhan telah lebih dulu mengasihi. Daud tidak egois sekali pun ia berhasil memerangi orang Amalek. Ia meneruskan kasih karunia Tuhan serta kemurahan hati yang ia alami kepada orang lain (30:21-25; lihat Efesus 4:32).
Ketika impian tidak berjalan sesuai dengan harapan, kita tidak boleh memaksa Tuhan untuk melakukan apa yang kita mau. Daud datang kepada Tuhan dengan rendah hati, bukan memaksa Tuhan. Salah satu cara terbaik agar kita bisa melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah melakukan segala sesuatu dengan cara Tuhan. Apakah Anda sudah meniru Daud yang mau melakukan segala sesuatu dengan cara Tuhan? Apakah Anda bersedia mengasihi orang yang telah berlaku curang terhadap diri Anda? Jika Anda tidak bersedia meniru Tuhan Yesus dalam hal mengasihi orang yang telah berlaku jahat terhadap diri Anda, Anda tidak akan bisa melayani orang itu!