Setelah disimpan selama dua puluh tahun di rumah Abinadab, akhirnya tabut TUHAN dipindahkan ke Yerusalem. Daud melihat bahwa TUHAN memberkati Abinadab, sehingga ia ingin membawa tabut tersebut ke Yerusalem agar berkat TUHAN tercurah bagi seluruh bangsa Israel. Sayangnya, Daud tidak memperhatikan dengan saksama tata cara pemindahan tersebut, sehingga mengakibatkan tewasnya Uza. Bilangan 4:5-15 memberi petunjuk bahwa orang yang menyentuh tabut pasti akan mati. Waktu mengangkut tabut, Daud malah mengikuti contoh orang Filistin dan tidak mengikuti perintah TUHAN (1 Samuel 6:7-8). Daud menyadari bahwa tewasnya Uza terjadi karena kesalahannya, yaitu ia tidak mempersiapkan detail perpindahan tabut dengan saksama. Ingatlah bahwa tindakan yang kita lakukan sebagai orang percaya bukan hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga bisa berdampak pada orang lain di sekitar kita.
Untuk sementara, Tabut TUHAN disimpan di rumah Obed-Edom, seorang Gat. Tiga bulan lamanya tabut itu disimpan di sana dan seisi rumah Obed diganjar dengan berkat TUHAN. Daud melihat ini sebagai petunjuk untuk membawa kembali tabut TUHAN ke Yerusalem. Kali ini, ia mempersiapkan proses perpindahan dengan baik. Akhirnya, Tabut TUHAN sampai di Yerusalem. Sepanjang perjalanan ada sorak-sorai, tarian, dan bunyi sangkakala. Daud sendiri menari-nari di hadapan Tuhan sebagai tanda hormat. Namun, Mikhal memandang rendah dan mencela apa yang dilakukan Daud. Jawaban Daud menjadi perenungan bahwa tindakan kita seharusnya menyatakan penghormatan kita kepada TUHAN (6:21-22). Kita harus menghormati TUHAN karena Dia telah memilih untuk memercayakan tugas yang mulia kepada kita. TUHAN lebih memilih Daud dibandingkan Saul dan telah menunjuk Daud menjadi pemimpin atas Israel menggantikan Saul. Daud ikut menari sebagai ungkapan penghormatan kepada TUHAN, bukan untuk dilihat oleh manusia. Kesadaran bahwa TUHAN memercayai diri kita akan membuat kita ingin melakukan yang terbaik untuk TUHAN dan membuat kita mengerjakan apa yang telah dipercayakan kepada kita dengan sebaik-baiknya, bukan asal-asalan. Dalam kasus di atas, akhirnya Daud belajar bahwa mengerjakan sesuatu yang benar dengan cara yang benar akan berdampak positif bagi orang lain.
Apakah Anda bersyukur atas setiap tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada Anda? Apakah kesadaran bahwa Anda melakukan semua tugas itu untuk TUHAN mendorong semangat Anda untuk mengerjakan yang terbaik bagi TUHAN? Apakah Anda telah mengungkapkan penghormatan Anda kepada Allah?